Puluhan Pemulung di TPA Alak Terharu dan Apresiasi Polwan Polda NTT
ntt.tribratanews.com,- Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alak di RT 21/RW 08, Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang, telah menjadi pemandangan yang ramai akhir-akhir ini.
Sejak pagi, deretan kendaraan pengangkut sampah masuk keluar, menurunkan tumpukan sampah yang dikumpulkan dari seluruh wilayah Kota Kupang. Tumpukan sampah yang menjulang, sebagian besar adalah sampah plastik sulit terurai.
Tampak puluhan pemulung berbaur dengan tumpukan sampah tersebut. Mereka dengan penuh semangat mengerumuni kendaraan sampah yang tiba. Begitu sampah diturunkan, pemulung-pemulung ini dengan sigap menyerbu, memilah dan memungut segala macam sampah yang masih bisa dijual kembali, seperti botol bekas, kaleng, kardus, dan barang lainnya yang masih memiliki nilai.
Teriknya matahari dan debu yang melayang tidak menghalangi semangat mereka. Berbagai latar belakang usia dan jenis kelamin berbaur ada laki-laki, perempuan, tua, dan muda. Beberapa memakai perlengkapan sederhana seperti topi, kacamata, dan sepatu bekas untuk melindungi diri dari panas dan debu.
Namun, hanya beberapa yang mengenakan masker dan penutup wajah. Anak-anak pun turut serta dalam usaha memungut sampah, langsung bergabung dalam kerumunan.
Mereka dengan teliti memilah sampah yang masih layak dijual kembali, lalu memasukkan hasil pungutan mereka ke dalam karung. Sampah yang telah dipilah akan dibereskan dan ditumpuk di sudut lokasi TPA. Sebagian sampah juga diangkut ke gubuk-gubuk sederhana di dekat tembok TPA.
Situasi ini berlangsung setiap hari, hingga sebulan sekali ada pihak yang datang untuk mengangkut sampah yang telah dikumpulkan oleh para pemulung. Diantara sampah yang masih memiliki nilai ekonomis adalah botol plastik, kaleng, dan kardus. Harga sampah ini bervariasi dan diukur per kilogram.
Tak hanya tumpukan sampah yang menjadi perhatian, tetapi juga para pemulung yang tinggal sementara di sekitar TPA. 44 kepala keluarga yang hidup di kawasan TPA, sebagian besar dari Osmok, Alak, Tenau, Batu Kapur Kecamatan Alak, Kota Kupang, dan wilayah Desa Nitneo, Kabupaten Kupang.
Namun, sejumlah pemulung juga datang dari luar Kota dan Kabupaten Kupang. Di sana, terdapat 65 anak usia sekolah, mulai dari TK hingga SMA. Namun, beberapa dari mereka harus terpaksa putus sekolah karena mengikuti orang tua mereka yang menjadi pemulung.
Fince Manafe, yang bertanggung jawab di lokasi TPA Alak, Kota Kupang, mengungkapkan, "Ada 65 anak yang masih sekolah, tapi juga ada anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena datang dari kampung dan tidak bisa melanjutkan sekolah di sini."
Di tengah kesulitan mereka, pada Senin (14/8/2023), para Polwan dari Polda NTT datang untuk memberikan bantuan. Dipimpin oleh AKBP Helen Pattikawa, S.Sos dan AKBP Margarita Sulabesi, para Polwan ini tiba di TPA Alak dalam rangka peringatan HUT Polwan ke-75 tahun 2023 dan HUT RI ke-78 tahun 2023.
Dalam kunjungannya, Polwan membawa berbagai bantuan seperti sembako, pakaian layak pakai, makanan ringan, dan barang-barang kebutuhan lainnya. Tak lupa, mereka juga memberikan susu dan makanan ringan kepada puluhan anak di lokasi TPA. Keberadaan Polwan ini sangat dirasakan oleh para pemulung.
Fince Manafe tak bisa menyembunyikan perasaan haru, "Terima kasih yang tulus dari kami kepada para ibu Polwan yang sudah peduli dengan kami. Bantuan ini sangat berarti dan membantu kami para pemulung."
Martha Benu, salah seorang pemulung, juga merasa terbantu dengan kehadiran Polwan, "Kami cukup susah di sini karena hanya mengandalkan hidup dari hasil memulung. Jadi, bantuan ini benar-benar membantu kami."
Kisah serupa juga dirasakan oleh Dance F, "Ini sangat membantu kami karena bantuan yang kami peroleh adalah sembako yang sangat kami butuhkan."
Perwira Koordinator Polisi Wanita (Pakor Polwan) Polda NTT, AKBP Helen Pattikawa, S.Sos mengaku kalau kegiatan yang dilakukan merupakan rangkaian peringatan hari jadi Polwan ke 75 tahun 2023.
Aneka kegiatan sosial sudah dilakukan Polwan Polda NTT dan Polwan di Polres jajaran. "Bakti sosial kali ini, kami mendatangi pemulung di TPA. Kami memberikan bantuan ala kadarnya dengan harapan bisa membantu para pemulung dan anak-anak di lokasi TPA," ujarnya.
Bantuan yang diberikan selain dari Polwan juga disalurkan bantuan dari ibu asuh Polwan Polda NTT berupa sembako dan kebutuhan pokok.
Selain bakti sosial dengan masyarakat, Polwan juga melakukan anjangsana dengan mengunjungi anggota Polwan yang sakit guna memberikan dukungan moril untuk proses pemulihan dan juga bantuan sebagai tali asih.
Kegiatan bakti sosial ini mencerminkan semangat solidaritas dan kepedulian, serta menjadi wujud nyata dari perayaan sejarah Polwan RI yang ke-75. Dengan ini, Polwan Polda NTT menegaskan komitmennya untuk mendukung masyarakat dan menyentuh langsung kebutuhan mereka, sambil merayakan perjalanan panjang Polwan dalam sejarah negara.