Mengenal AKBP FX Irwan Arianto, Sosok Polisi Bertangan Dingin dengan Segudang Ide
ntt.tribratanews.com,- FX. Irwan Arianto begitu ia disapa. Polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi ini hingga kini jadi sorotan publik karena ide-ide briliant yang mungkin sulit dilakukan oleh Polisi lainnya.
Saat ini ia menjabat Kepala Kepolisian Resor Kupang setelah sebelumnya menduduki jabatan yang sama sebagai Kapolres Sumba Barat, Polda Nusa Tenggara Timur sesuai dengan surat telegram nomor : ST / 166 / l / KEP./ 2022, tanggal 24 Januari 2022.
Memiliki pasangan hidup Dian FX Irwan yang senantiasa menemani dan mendukungnya dalam tugas serta seorang putri Lala Irwan ia tak pernah lelah menunjukkan dedikasinya sebagai Ksatria Bhayangkara meski bertugas jauh dari jbu kota negara. Mungkin karena kesetiaanya dalam tugas inilah yang membuatnya ia dipercaya lagi menjabat sebagai Kapolres Kupang.
Sebagai seorang Kapolres, ia membuang jauh image Pemimpin Komandame (komando dari belakang meja). Hampir setiap hari ia tak pernah full Day diruang kerjanya. Ia selalu menyambangi masyarakat mencari solusi terbaik dari permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupannya setiap hari.
Hingga hari ini AKBP Irwan, sudah menghasilkan beberapa terobosan baru yang sangat luar biasa cakupan manfaatnya. Sebut saja Zona Integritas Polres Sumba Barat yang pernah dibesutnya. Polres ini tahun lalu meraih juara umum Nasional sebagai Polres dengan Zona Integritas Terbaik versi Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Setelah meraih prestasi terbaik ini, ia akhirnya dipercayakan menukangi Polres Kupang per Pebruari 2022. Insting Polisinya tak pernah surut semenjak mutasi tersebut.
Setibanya di Kabupaten Kupang ia mulai meniti langkah baru membenahi pendapatan asli daerah yang saat itu menuai problem. Langkah cepatnya berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Kupang menghasilkan income yang tak sedikit bagi pemerintah (kisaran tak etis ditulis dalam opini ini).
Beranjak dari problem ini ia juga dihadapkan pada problem lain yang menasional yaitu mandeknya proses pembagunan bendungan Tefmo Manikin yang sudah hampir tiga tahun tidak bisa dikerjakan karena permasalahan lahan dengan pemangku adat setempat.
Tak pakai acara lama, secara elegan masalah ini langsung clear tanpa bekas.
Didekatinya kelompok bermasalah, ia rela melakukan sumpah serapah dilokasi bendungan, hingga akhirnya proses pembagunan bendungan strategis tersebut kini berjalan lancar tanpa hambatan.
Mengurus masyarakat baginya merupakan sebuah anugerah.
Tak pernah ada terbersit harapan makan untung dari semua upayanya.
Ia juga tak pernah mengenal rasa takut bila berhadapan dengan kelompok masyarakat yang ekstrem.
Dan yang terakhir rekaman yang didapat penulis yaitu aksinya menengahi Pemprov NTT dan Pemkab Kupang mengatasi masalah kerusakan infrastruktur Jembatan Nunpisa dan Bipolo di Kabupaten Kupang yang putus akibat cuaca ekstrem akhir Desember 2022 lalu.
Tak banyak yang tahu kalau problem ini menghasilkan birokrasi yang lama dan berbelit-belit.
Jalur transportasi yang dikenal dengan nama Trans Amfoang ini sudah didepan mata tidak bisa dilalui dengan cara apapun selain melalui udara. Perbaikan butuh waktu lama, jalur alternatif yang dibuka menuai masalah dengan pemilik lahan.
Namun berkat tangannya yang dingin ia mampu mengurai benang kusut yang ada. Para Pengembang IUP dirangkulnya, dari merekalah jawaban penyelesaian masalah terbuka. Kini satu persatu infrastruktur jembatan yang rusak mulai diperbaiki.
Jalur Alternatif pun bisa dilalui tanpa hambatan.