Kapolda NTT : Anak Milenial bijaklah menggunakan media sosial, agar terhindar dari bahaya radikalisme
ntt.tribratanews.com - Kapolda NTT Irjen Pol. Drs Hamidin hadir dan membuka seminar dengan tema : " Ceramah Bijak Menggunakan Media Sosial Untuk Mencegah Radikalisme" kepada puluhan perwakilan pelajar sekolah menengah atas (SMA) di kota kupang, yang berlangsung di Aula Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda NTT, Rabu (25/09/2019) pagi.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) ke-67 Tahun 2019 oleh Pengurus Daerah Bhayangkari Nusa Tenggara Timur ini, dihadiri oleh Ketua Pengurus Bhayangkari Daerah NTT Ny. Iyul Hamidin, Wakil Ketua Pengurus Bhayangkari Daerah NTT, Ny. Vera Johanis Asadoma, Kepala SPN Polda NTT Kombes Pol Nanang Putu Wardianto dan sebagai pembicara yakni, Wadirkrimsus Polda NTT AKBP Dominicus Yampormase serta Akademisi dan dosen FISIP Universitas Nusa Cendana Mariana A. Noya Letuna.
Dalam sambutannya saat membuka seminar di hadapan 108 orang peserta, Kapolda NTT mengatakan dalam kehidupan saat ini, masyarakat tidak bisa lepas dari gadget yang sudah merupakan kebutuhan primer dan saat ini sudah banyak model yang digunakan oleh para teroris untuk merekrut anggota, salah satunya lewat media sosial, dimana perekrutan model lama seperti lewat mimbar pengajian, pertalian darah, worship (ketokohan), serta pertemanan sudah mulai ditinggalkan kaum radikal, sehingga media sosial merupakan cara terbaru untuk menebarkan bibit radikalisme kepada kaum muda, maupun orang tua.
"Memang tidak bisa dihindari teknologi kekinian (alat telekomunikasi) saat ini merupakan perjalanan panjang dari sebuah evolusi komunikasi, sehingga parenting control (kontrol orang tua) sangat penting untuk menjaga anak agar tidak terpapar radikalisme lewat HP, dulu kelompok radikalisme atau para teroris menyeleksi anggotanya lewat pengajian, pertalian darah, atau ketokohan (worship) ada juga lewat patron patner guru dan murid, serta pertemanan, namun kini sudah berubah lewat forum media sosial (WA, Facebook, Mesengger Dll), karena itu anak muda atau kaum milenial harus bijak menggunakan media sosial, karna banyak akun yang menebarkan bibit radikal dan intoleran lewat berbagai aplikasi atau situs di dunia maya". Ujar Irjen Pol Drs. Hamidin.
Sementara itu, Ketua Bhayangkari Daerah NTT, Ny. Iyul Hamidin mengatakan, di tengah pertumbuhan medsos yang pesat saat ini, justru dapat menimbulkan persoalan, dimana akhir- akhir ini banyak ditemukan ujaran kebencian dan HOAX via akun medsos, ada yang terpancing dan teprovokasi dan dibawa kepada kehidupan bermasyarakat, ibarat pisau bermata dua medsos punya 2 sisi yakni baik dan buruk, dan sangat berbahaya karena kaum radikal terus berupaya menebarkan konten hasutan dan ujaran kebencian yang pada umumnya menyasar generasi milenial dan juga kaum ibu rumah tangga yang sering menggunakan media sosial.
" Pertumbuhan medsos yang pesat saat ini, justru menimbulkan persoalan, dimana banyak ditemukan kebencian dan HOAX, serta konten radikalisme via akun medsos, banyak warganet yang terpancing dan teprovokasi serta dibawa dalam kehidupan bermasyarakat, media sosial kini ibarat pisau bermata dua yakni sisi baik dan buruk, hal ini berbahaya karena kaum radikal terus berupaya menebarkan konten hasutan dan radikal yang menyasar generasi muda dan juga orang tua (kaum ibu) ada lima poin bagi kita untuk bijak bermedsos yakni : pilihlah medsos yang memberikan edukasi yang baik, bagikanlah info yang lengkap, jangan menumpahkan emosi di medsos, jangan menyebarkan Hoax, serta perkuat iman pada Tuhan", ungkap Ny. Iyul Hamidin.
Seusai mendengarkan materi yang disampaikan oleh AKBP Dominicus Yampormase dan Mariana A. Noya Letune, acara seminar dilanjutkan dengan tanya jawab dari para audiens kepada para narasumber, dilanjutkan dengan pemberian door prize bagi para siswa dan anggota bhayangkari yang aktif bertanya, dan ditutup dengan ramah tamah antara seluruh peserta seminar. (*Rf)