Ini Arahan Kapolda NTT Kepada Forkopimda TTS, ASN Pemda TTS serta Personel Polres TTS
ntt.tribratanews.com - Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Hamidin didampingi Kapolres Timor Tengah Selatan (TTS) AKBP Aria Sandy S.I.K., menggelar tatap muka dan arahan kepada Forkopimda TTS, ASN Pemda Kabupaten TTS serta personel Polres TTS di aula Bhayangkara 70 Mapolres TTS, Selasa (17/12/2019) pagi.
Kegiatan itu dihadiri oleh Dirlantas Polda NTT Iroth Recky Laurens, S.I.K., Kabidkum Polda NTT Kombes Pol. Agus Hermawan, S.I.K., Kabidti Kombes Pol. Wahyu Prihatmaka, S.H., Koorspripim Kompol E. Jacky T. Umbu Kaledi, S.H, S.I.K, M.M.
Hadir juga, Dandim 1621 TTS, Kapala Kejaksaan Negeri Soe, Kepada Pengadilan Negeri Soe, para Purnawiran Polri serta Tokoh Agama.
Kegiatan diawali dengan laporan singkat/paparan oleh Kapolres TTS AKBP Aria Sandy S.I.K., terkait situasi Kamtibmas di wilayah Kabupaten TTS.
Diawal arahannya, Kapolda NTT menjelaskan bahwa tujuannya melihat langsung sejauhmana kondisi personel dalam menjalankan tugas, baik dari aspek pembinaan maupun aspek opersional, serta memberikan beberapa penekanan terkait tugas Kepolisian dalam menghadapi tantangan kedepan.
Saat ini Indonesia telah meraih kepercayaan sebagai Negara paling aman nomor 8 di Dunia dengan nilai index kepercayaan 90 versi Gallup Global Law and Order.
“Indonesia meraih posisi untuk tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah versi Gallup Poll ( GWP ) mengimbangi Swiss yang selama ini berada di peringkat satu dengan nilai kepercayaan 80 % (naik 28 % ). Indonesia Juga merupakan Negara tujuan investasi dengan peringkat nomor dua setelah Filipina dan posisi Indonesia berada diatas Negara Polandia, Malaysia, dan Singapura”, papar Irjen Pol Drs. Hamidin.
Ia juga menyampaikan, bahwa secara tidak langsung kehidupan saat ini ada dua yakni dunia nyata dan dunia maya. Sekarang banyak oknum yang menggunakan dunia maya untuk berbuat kejahatan.
“Perkembangan tekhnologi informasi saat ini membuat dunia tidak lagi satu namun menjadi dua yakni dunia nyata dan dunia maya, khususnya dunia maya dalam penggunaannya seperti Medsos agar digunakan secara bijak dan tidak digunakan untuk kejahatan, ini perlu disampaikan kepada pengguna media, untuk tidak berbuat hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain”, ujarnya.
Terdapat dua hal yang penting terkait situasi globalisasi dan nasional. Yang perlu dihadapi tantangan globalisasi yakni ancaman teroris serta ajaran-ajaran radikalisme yang dapat memecah belah keutuhan Negara Republik Indonesia. Ini merupakan tanggung jawab kita semuanya.
Dikatakannya, teroris sejak dulu di Indonesia sudah cukup banyak mulai dari era Presiden Soekarno hingga sekarang, namun penanganannya cukup berhasil dan itu merupakan kebanggaan bagi kita semua.
"Secara garis besar, wilayah propinsi NTT cukup aman dengan angka kejahatan relatif kecil dibandingkan dengan Polda-Polda lain. Namun kita tidak boleh lengah, karena sewaktu-waktu kejahatan besar bisa saja muncul tanpa disadari untuk itu, kita tidak boleh anggap sepele dengan situasi yang sedang aman ini", penekanannya.
Untuk menekan masuk dan berkembangnya faham radikal perlu dilaksanakannya pedekatan-pendekatan sosial, sambangi warga beri pesan-pesan kamtibmas serta ajak kerjasama gelorakan bebas dari radikalisme.
Pernyataan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyebutkan bahwa Labuan Bajo akan menjadi salah satu destinasi wisata super premium di Indonesia dan Labuan Bajo akan menjadi calon tuan rumah KTT G- 20.
Salah satu yang menjadi perhatian Kapolda NTT terkait penetapan Labuhan Bajo sebagai destinasi wisata baru Indonesia tentunya akan berdampak, termasuk kemungkinan tindak kejahatan. Karena itu Polda NTT dan Jajarannya harus bersiap menangani-kejahatan dengan skala global.
"Semua kejahatan transnasonal bisa saja terjadi di kita, contoh kasus skimming yang dilakukan oleh orang asing di Labuan Bajo, hal ini menandakan kita harus siap", tegasnya.
Ia juga mengharapkan kerjasama dan jalin terus silaturahmi antara pihak pemerintah, Polri-TNI dalam hal menjaga kamtibmas.
“Saya mengharapkan Kapolres, Dandim dan unsur Forkopimda agar bekerja sama dalam menghadapi Fenomena globalisasi serta harus pintar dalam mengatasi ancaman yang akan terjadi sehingga dapat menjadi kunci dalam pembangunan daerah", pungkasnya. (G)