Pimpin Apel Pagi, Kapolda NTT Sampaikan 5 Hal Penting Arahan Presiden RI kepada Anggota
ntt.tribratanews.com - "Kita bersama berusaha meningkatkan atau menaikan citra Polri melalui kepercayaan masyarakat dengan menunjukan kinerja sebaik-baiknya. Apa pun bentuknya, apa pun jenisnya mau yang Polisi berseragam maupun Polisi yang tidak berseragam semua harus tunjukan kinerjanya".
Hal di atas merupakan ajakan Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H kepada seluruh anggota Polda NTT pada saat memimpin apel pagi pada, Senin (17/10/2022) di Lapangan Utama Mapolda NTT.
Hadir dalam apel ini, Wakapolda NTT Brigjen Pol Drs. Heri Sulistianto, Irwasda Kombes Pol Zulkifli, S.S.TmK., S.H., M.M, para pejabat utama Polda NTT, dan seluruh anggota serta ASN Polda NTT.
Pada kesempatan ini, Kapolda NTT pun meneruskan lima hal penting arahan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo kepada para anggota untuk dipahami dan dipedomani dianatarannya, ucapan prestasi dalam penanganan Covid-19, kemudian yang kedua Maslah life style (gaya hidup), ke tiga masalah soliditas, keempat tentang kesamaan visi dan yang kelima tentang penegakan hukum.
"Sebagaimana semua tahu bahwa, pada hari Jumat kemarin (14/10), seluruh Pejabat Utama Markas Besar, kemudian Kapolda dan seluruh Kapolres seluruh Indonesia mendapatkan arahan dari bapak Presiden Republik Indonesia di Istana Negara dan saya yakin semua sudah melihat, sudah membaca, sudah mendengar di berbagai platfrom media sosial terutama di berita-berita online. Kewajiban saya adalah menyamapikan secara langsung arahan beliau penekanan beliau (Presiden)", ucap Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H.
Ia menerangkan bahwa secara substansi ada lima hal yang pertama tentang keberhasilan Polri bersinergi dengan TNI dan Pemda dan stakeholder yang lain dalam kegiatan penanganan pandemi covid-19.
"Sudah banyak keberhasilan-keberhasilan itu, kemudian beliau mengaitkan dengan kepercayaan dari masyarakat terhitung dari Desember 2021, kemudian naik-naik bertahan tetapi kemudian di bulan Juli atau Agustus 2022 secara statistik angka itu kemudian menjadi turun, lebih kurang dikisaran 50 sampai dengan 60 persen sebagai dampak dari kejadian Duren 3 ke.udian ada lagi kejadian yang lain dan sampai dengan Minggu kemarin masih ada kelanjutan dari kejadian-kejadian yang cukup mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap Polri", terang Kapolda NTT.
Lanjutnya, Presiden juga menyampaikan bahwa situasi saat ini dalam kondisi yang sulit bukan saja Indonesia, tetapi secara Internasional, kondisi sulit ini juga dialami oleh semua negara.
"Sudah ada 16 negara yang menjadi pasien dari pada IMF, kemudian 28 negara lai dalam posisi antri. Kita beruntung tentunya, dalam situasi pandemi lebih kurang berjalan 3 tahun, secara kekuatan pangan, politik dan Kamtibmas berkat kerja keras dari seluruh anggota kita ikut membantu, ikut mendukung unsur stabilitas keamanan lokal maupun nasional semuanya bisa kita jalankan dengan baik sehingga situasi bisa kondusif", jelas Jenderal bintang dua ini.
"Kemudian secara Internasional banyak negara-negara atau masyarakatnya yang sudah kekurangan pangan dankita juga harus bersyukur secara khusus di Polda NTT, di Provinsi NTT segala sesuatunya masih sangat luar biasa, masih bagus", tambahnya.
Hal kedua yang disampaikan Presiden yakni, Maslah life style (Gaya Hidup).
"Gaya hidup itu sekarang sudah berubah drastis, banyak sekali perubahan-perubahan dalam kehidupan saat ini. Ada gaya hidup yang positif ada gaya hidup yang negatif, anggota pasti tahu mana yang positif dan mana yang negatif. Saya minta hal-hal yang bisa menimbulkan kecemburuan orang lain agar dihindari, jangan sampai menimbulkan dampak negatif terhadap pribadi dan juga terhadap organisasi", tutur Kapolda NTT.
"Kita harus melihat masih banyak orang lain, masih banyak masyarakat yang sulit menghadapi segala sesuatu dengan penuh kekurangan sehingga setidaknya,kita harus ada empati dan ikut membantu", lanjutnya.
Hal ke tiga yang disampaikan Kapolda NTT tentang arahan Presiden RI yakni, masalah soliditas yang mana ditekankan untuk tetap dijaga baik soliditas internal maupun eksternal.
"Soliditas internal, soliditas eksternal harus tetap kita jaga sudah bagus, tetapi tentu masih ada beberapa hal yang bisa menggangu soliditas, kekompakan dan kebersamaan baik secara internal maupun eksternal. Kita jangan melakukan hal-hal yang kontra produktif yang bisa merugikan organisasi dan pribadi", tegasnya.
Yang sempat terkait kesamaan visi, dimana Presiden mengarahkan untuk jangan canggung. Kapolda NTT menyatakan bahwa, setiap atasan apapun pangkatnya harus bisa mengambil sebuah keputusan di lapangan. Harus bisa bersikap dalam menghadapi hal-hal yang terjadi atau hal-hal yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas.
"Masalah kesamaan visi, Presiden juga menyampaikan bahwa, dalam pelaksanaan tugas harus sesuai dengan aturan, harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi di lapangan. Jangan ada pelanggaran karena pelanggaran dalam bentuk apa pun pasti ada sangsinya, ini harus kita hindari", katanya.
Yang kelima, Kapolda menyampaikan arahan Presiden RI yakni penegakan hukum. Penekanan hukum sudah banyak yang dilakukan, instruksi dari Kapolri masalah pemberantasan penyakit masyarakat (Pekat) pun sudah dilakukan.
Terkait hal ini, Kapolda NTT perintahkan kepada anggota untuk tidak terlibat dengan kelompok-kelompok yang berhubungan dengan penyakit masyarakat.
"Suasananya, eranya sudah keterbukaan. orang gampang untuk memviralkan, orang-orang gampang untuk menyampaikan melalui sosial media, nah jangan sampai kemudian karena hal yang kecil tadi, muncul dan menjadi masalah untuk kita semuanya. Penyakit masyarakat ini dianggap sebagai salah satu hal yang sangat mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap Polri, kalau ini tidak kita berantas maka sulit kita mendapatkan kepercayaan masyarakat", tandas Kapolda NTT.