Petani bawang desa Nebe sukses, Bripka Solihin mendapat penghargaan

Petani bawang desa Nebe sukses, Bripka Solihin mendapat penghargaan

ntt.tribratanews.com - Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Solihin, namanya. Dia bukan polisi biasa. Di Desa Nebe, tempat dia bertugas, dia membimbing puluhan pemuda desa menjadi petani bawang yang sukses.

“Saya bertugas di sini sudah 10 tahun, sejak 2008, dan membina 30 kelompok tani. Setiap kelompok jumlahnya minimal 10 orang,” kata Solihin, Jumat (23/11/2018).

Bintara tingkat empat di Kepolisian Republik Indonesia Resort Sikka itu, lalu bertutur tentang motivasinya membantu petani.

Sebagai Bhabinkamtibmas, dirinya ingin punya kegiatan yang bisa membantu warga. Karena berada di desa, maka dia pun ingin bertani. Setelah mendapat restu atasannya, dia mulai menanam padi.

“Mula-mula saya menanam padi. Awalnya, hasilnya banyak namun tahun berikutnya hasilnya kurang. Ini membuat saya mengubah dengan tanam bawang merah. Ternyata berhasil melimpah,” kisah petugas Bhabinkatibmas untuk Desa Nebe, Wailamun, Bangko’or dan Lewomada, Kecamatan Talibura, ini.

Akibat dari keberhasilannya itu, banyak petani yang meminta dirinya untuk mengajari mereka. Petani lain pun ingin sukses menanam bawang merah. Sebab hasil panen padi sawah terus mengalami penurunan.

“Bapak-Ibu tani di sini minta saya ajari mereka juga. Saya senang, karena memang itu tujuan saya agar bisa berbuat sesuatu untuk mereka. Tapi saya harus bisa memberikan teladan dulu,” tuturnya.

Mantan Kapospol Nebe itu, lantas fokus untuk mengajari para petani yang menghimpun diri dalam kelompok-kelompok. Jumlahnya ratusan, terbagi atas 30 kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari sekurangnya 10 orang.

“Bibit bawang merah kami datangkan dari Bima. Jika ada penyakit, kami beli obatnya. Dulu kami pesan dari luar. Tapi sekarang sudah bisa beli di Maumere,” terangnya.

Keberhasilan Soalihin merambat ke petani-petani binaannya. Semuanya sukses. Para petani itu pun diundang ikut pameran pada peringatan Hari Pangan Sedunia Tahun 2018 di Paroki Maria Bintang Laut Nebe.

Camat Talibura, Alonsus Naga, SP, mengapresiasi langkah yang dilakukan Solihin. Menurutnya, anak-anak muda yang selama ini kerjanya mabuk-mabukan di pinggir jalan dia ajak menjadi teman.

“Setelah akrab, dia ajak mereka berkebun. Sekarang para pemuda itu telah menjadi petani bawang yang sukses. Saya sungguh mengapresiasi. Dia bukan polisi biasa, dia istimewa,” puji Alfons, sapaannya.

Di Kecamatan Talibura ini, khususnya di Desa Nebe, terdapat banyak pemuda yang kerjanya lebih banyak mabuk-mabukan di jalan, lalu meminta uang dari orang atau sopir-sopir angkutan umum. Untuk membeli miras dan rokok. Kalau sudah mabuk, mereka membuat kekacauan.

“Sekarang, anak-anak yang mabuk-mabukan sangat jauh berkurang. Mereka sudah menjadi petani bawang. Mereka dibagi atas beberapa keompok tani dan semuanya kini sukses,” jelasnya.

Atas kinerjanya itu, dalam kesempatan perayaan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2018 yang diselenggarakan di Paroki Maria Bintang Laut Nebe, Bripka Solihin dan para pemuda binaannya diundang ikut pameran.

Bripka Soalihin sendiri didaulat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bersama Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos, M.Si di aula Paroki Maria Bintang Laut Nebe.

Dalam forum diskusi itu, di hadapan bupati Sikka dan berbagai tokoh undangan itulah, camat Talibura memberikan piagam penghargaan bagi Bripka Solihin.

“Ini sebagai bentuk hormat dan apresiasi Pemerintah Kecamatan atas semua jasa dan karya Bripka Solihin,” kata Alfons.

Video dokumenter proses karya Solihin pun mereka pertontonkan kepada peserta diskusi yang juga dihadiri Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, S. Sos, M.Si.

“Terima kasih, Pak Solihin. Ini teladan yang baik bagi kita semua, terutama bagi Petugas Penyuluh Lapangan (PPL),” kata Bupati Roby.