Brigpol Alexander Mandala Kawal Tradisi Budaya Megalitik ‘Tarik Batu Kubur’ Masyarakat Desa Watupuda
ntt.tribratanews.com - Tradisi budaya megalitik ( batu besar ) pada masyarakat Sumba masih saja dipraktekkan sampai sekarang sejak munculnya pada sekitar awal tarikh masehi atau yang lebih di kenal dengan zaman megalitik muda.
Pratek-praktek budaya megalitik ini juga masih dipertahankan keasliannya, sehingga keunikan dan kekhasannya masih bisa terlihat sampai sekarang. Salah satu Peninggalan budaya megalitik di Sumba yakni berupa batu kubur memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupaan dan kepercayaan orang Sumba.
Batu kubur ini di buat megah dan besar sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur yang telah meninggal sekaligus sebagai simbol status pemiliknya. Rabu, (28/11/18) pagi, ratusan orang yang berasal dari Desa Watupuda, Kecamatan Umululu yang di kawal langsung oleh Bhabinkamtibmas Desa Watupuda Brigpol Alexander Mandala melaksanakan ritual Tarik Batu Kubur yang dalam kepercayaan orang Sumba (Budaya Marapu) Tarik Batu sendiri merupakan upacara pemakaman yang oleh masyarakat setempat diyakini sebagai cara paling pantas untuk mengantar jenazah. Batu yang tarik digunakan sebagai dolmen diatas liang kubur.
Pada kesempatan tersebut Brigpol Alexander Mandala mengimbau kepada masyarakat yang turut mengambil bagian didalam acara ritual tersebut agar lebih memperhatikan keselamatan masing-masing.
“ saat kegiatan tarik batu kami menghimbau masyarakat agar memperhatikan keselamatan mereka sebab batu yang ditarik secara manual tanpa menggunakan bantuan alat berat yakni diletakan di atas susunan gelondongan kayu lalu ditarik serta memiliki bobot lebih dari 1 ton,” ungkap Brigpol Alexander Mandala.