Korban Bom Surabaya Menjadi Sembilan Orang, Pelaku Diduga Menggunakan Sepeda Motor
ntt.tribratanews.com ,- Kepolisian Daerah Jawa Timur mengatakan hingga Minggu (14-05-2018) pukul 11.10 WIB sudah sembilan orang tewas dan 40 orang luka-luka akibat serangan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).
“Tambah satu lagi meninggal di RSUD dr Soetomo. Kemudian akan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Barung menyatakan, jumlah korban itu masih bisa bertambah karena proses evakuasi dan identifikasi masih berlangsung. Dia menyampaikan, hingga pukul 11.30 WIB masih ada jenazah yang belum diangkat dari lokasi terjadinya ledakan.
“40 luka yang berada di RS. Anggota polisi dirawat di RSUD dr Soetomo. Polisi duka cita sedalam-dalamnya,” ujarnya.
Atas kejadian ini, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah dalam perjalanan menuju Surabaya untuk menyampaikan pernyataan resmi di Mapolda Jatim.
“Saya mohon ke media apabila menemukan foto-foto tolong jangan dibagikan hal-hal yang masih ada di tempat kejadian perkara (TKP),” ujar Barung.
Adapun Barung menyampaikan aksi terorisme di Surabaya diduga imbas kerusuhan narapidana terorisme di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Sementara itu, beredar sebuah video kamera pengawas atau CCTV terkait ledakan yang terjadi di Gereja Santa Maria, Madya Surabaya, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur beredar di media sosial. Dalam video yang beredar tersebut nampak pelaku peledakan bom menggunakan sepeda motor masuk ke gereja tersebut.
Rekaman video ledakan yang terjadi sekitar pukul 7.30 WIB itu memperlihatkan situasi di kawasan perempatan tak jauh dari gereja itu sangat lengang.
Sebuah sepeda motor kemudian muncul yang dikendarai oleh orang yang berpakaian hitam. Sepeda motor tersebut tampak berbelok menuju pintu gerbang gereja dengan kecepatan.
dari video yang diunggah dari akun Youtube SAFETY FIRST INDONESIA, nampak pengendara sepeda motor itu membawa barang bawaan yang diletakkan di belakang pengendara.
Sementara itu di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Raya Arjuno, Minggu, 13 Mei 2018, pagi
Salah seorang saksi yang merupakan petugas keamanan gereja, Erens A Ratupa, mengatakan sebuah mobil masuk halaman gereja sebelum terjadi peristiwa ledakan.
“Saya berjaga bagian belakang dan tiba-tiba ada ledakan dari halaman. Informasinya mobil masuk ke halaman dan meledak,” ujarnya.
Ia melihat suara yang keras dan asap di bagian depan, kemudian jemaat yang sedang melaksanakan peribadatan Misa di dalam gereja “semburat” atau berhamburan ke luar melalui pintu belakang.
“Peristiwanya cepat dan jemaat keluar menyelamatkan diri masing-masing. Mereka panik dan semburat. Ada korban luka segera dibawa ke poliklinik,” ucapnya.
Ia menduga, beberapa orang yang menjadi korban adalah petugas keamanan bagian depan dan jemaat yang bertugas membagikan warta untuk jemaat saat selesai peribadatan.
Peristiwa meledaknya bom terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Raya Arjuno, Minggu pagi, menyusul dua peristiwa serupa lainnya dalam waktu yang hampir berdekatan, yakni di gereja kawasan Jalan Ngagel Madya dan Jalan Diponegoro.
Namun hingga kini pihak kepolisian belum mengkonfirmasi secara resmi tentang dua informasi tersebut.