KONDISI SEKOLAH TIDAK LAYAK, INI YANG DILAKUKAN BRIPKA ARYANTO DOWA
ntt.tribratanews.com – Pendidikan adalah suatu hal yang mutlak bagi warga Negara Indonesia.
Pendidikan adalah jalan terbaik untuk meningkatkan taraf kehidupan sebuah generasi tak terkecuali di Indonesia.
Kurangnya sarana dan prasarana pendukung yang disediakan oleh Pemerintah masih tergolong minim untuk wilayah-wilayah tertentu.
Seperti salah satu Sekolah dasar (SD) KEDU, di dusun marabataong, desa Lanamai kecamatan Riung barat, kabupaten Ngada provinsi Nusa tenggara timur.
Pemandangan pendidikan yang sangat memperhatikan , anaka-anak SD ini harus menempuh perjalanan sejauh 1 kilo meter untuk sampai ke sekolah dasar KEDU, ironisnya sekolah tersebut tidak layak seperti sekolah-sekolah formal lainnya, betapa tidak sekolah dasar KEDU hanya beratapkan anyaman bambu dan dinding yang terbuat dari anyaman bambu, degan fasilitas sekolah yang sangat minim.
”Ini adalah realita yang terjadi disini kondisinya sangat memperihatinkan sekali,saya akan memberikan sebagian gaji saya untuk di sumbangkan kepada pihak sekolah”, ujar BRIPKA Aryanto Dowa Kapolsubsektor Riung Barat Polres Ngada seperti yang dilansir dari onlineindonesia, jumat (12/10/18) kemarin.
Bripka Aryanto sempat mengunggah salah satu video di Facebook pribadinya yang sedang mewawancarai kepala sekolah dasar (SD) Riung barat Vidio tersebut sempat viral di medsos yang membuat banyak netizen ikut prihatin.
Menurut Keterangan Krispianus Minggu S.pd selaku kepala sekolah SD Kedu,dusun, marabataong,desa, lanamai, kecamatan, Riung barat, kabupaten, Ngada, provinsi NTT, bahwa Sekolah SD Kedu di bangun pada tahun 2012 sampai saat ini. dengan jumlah murid yg tidak menentu karna sekolah tersebut sistim tampung, hingga oktober 2018 jumlah murit berjumlah 31 murid.
“Kelas l hanya ada 6 murid,Kelas II tiadak ada muridnya,Kelas III ada 9 murid,Kelas IV ada 8 murid,Kelas V tidak ada muridnya dan kelas VI ada 8 murid,sementara pengajar ada 5 orang,tiga orang PNS dua diantaranya tenaga honorer”.ujarnya
Ruang kelas 1 dan 3 kara Krispanus, bertempat di ruangan yang terbuat dari bambu sedangkan ruang kelas 4 dan 6 memiliki gedung tembok, sedangkan ruang kepala sekolah Tidak Ada.
Apa bila guru sudah melengkapi semua ruangan maka kepala sekolah harus tunggu di luar gedung sekolah, Dan di Sekolah tersebut tidak ada MCK, dan air pun tidak ada.
Dapat diketahui, Air berada jaraknya kurang lebih 500 meter dari sekolah SD tersebut, itupun air dari kubangan hewan kerbau dan sapi, MCK dan air tdk pernah di peroleh selama beberapa tahun ini.
Sementara untuk menempuh jarak kesekolah Siswa SD KEDU tersebut kurang lebih 1 kilo meter, apa bila hujan datang para siswa tetap kesekolah untuk proses belajar mengajar, Namun apa bila angin kencang maka siswa-siswi di pulangkan karena daerah tersebut rawan angin kencang, selama beberapa tahun ini guru honor tidak di beri gaji, kecuali ada inisiatif dari guru lain yg memberikan uang, Mulai tahun 2018 ini guru honorer diberikan uang dari Desa.perguru sebesar Rp 500 ribu demi kelangsungan proses belajar mengajar.
“Sudah seharusnya ini menjadi perhatian pemerintah untuk membenahi infrastruktur dibidang pendidikan ,jangan biarkan bangsamu harus menangis di pangkuan ibu Pertiwi, yang harus berkelahi dengan waktu untuk menggapai sebuah impian dan harapan generasi bangsa”