Kasat Intel Polres Sumba Timur Sampaikan Fungsi Pancasila Dalam Kegiatan Diskusi Terbuka

Kasat Intel Polres Sumba Timur Sampaikan Fungsi Pancasila Dalam Kegiatan Diskusi Terbuka

ntt.tribratanews.com - “ Salah satu fungsi Pancasila adalah menjadi sumber dari segala sumber hukum Indonesia, konstitusi hukum yang diterapkan di Indonesia mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila,” kata Kasat Intelkam Polres Sumba Timur Iptu Cakra Mudra, S. IP saat memberi ceramah di kegiatan diskusi terbuka dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Waingapu, Kamis (1/5/17) siang.

Kegiatan diskusi mengusung tema “revitalisasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kebangsaan”. Diskusi tersebut dipimpin oleh Ketua GMNI cabang waingapu Elvesias Umbu Maraba Awang. Didampingi Unit Intel Kodim 1601 Sumba Timur Letda Arh Putu Darma Setiawan, A.Md, K. Kasat Intelkam berdialog dengan 40 mahasiswa yang berasal dari GMNI, Unkriswina, Sekolah Tinggi Teologia (STT) Terpadu, dan AKN Sumba Timur.

Kasat Intelkam mengatakan UUD 1945 merupakan penjabaran hukum positif dari Pancasila yang memiliki fungsi regulatif.

“ Pancasila adalah ideologi Bangsa, bahkan lebih tinggi dibanding dengan ideologi lain,  hal ini merupakan sebuah keunikan bangsa  Indonesia karena ideologi bangsa berdiri atas fakta sosial yang ada sebelum bangsa berdiri, tidak mengada-mengada ataupun utopis,” jelas Kasat Intelkam kepada para mahasiswa yang hadir.

“ Jangan lupakan bahwa demokrasi hanya merupakan konsep teori berpolitik dan bernegara, namun Pancasila lah yang menjadi dasar dari dasar Negara Indonesia,” pungkasnya

“ Memahami ancaman tehadap Pancasila harus terlebih dulu memahami situasi politik global dimana Amerika serikat dan Cina saling bersaing dimana keduanya saling berebut pengaruh di dunia salah satunya di Asia Tenggara dalam berbagai bidang,” ujarnya

“ Saat ini tengah belangsung Proxy War yaitu berperang secara imaji tanpa menggunakan senjata serta tidak mengetahui siapa musuh sebenarnya karena konsep Proxy War adalah menggunakan pihak ketiga yaitu dengan menggunakan narkoba, budaya, teknologi, informasi, sosial media, radikalisme, dan lain sebagainya,” urainya

Ditambahkanya pula “ Bangsa Indonesia harus menyadari bahwa telah menjadi objek Proxy War sehingga tdk boleh terlalu larut dengan pertikaian SARA yang secara nyata bertentangan dengan Pancasila,”

Kasat Intelkam menjelaskan bahwa segala bentuk perjuangan bangsa harus dan hanya bersandar pada Pancasila, perjuangan lain yang tidak bersandar pada Pancasila adalah inkonstitusional dan merongrong ideologi Pancasila itu sendiri.

“ Mahasiswa harus mampu menggunakan sosial media untuk mengkontra pesan-pesan negatif yang merongrong nilai-nilai kebangsaan, harus kritis dalam menerima pesan,” kata Kasat Intelkam sebelum menutup ceramahnya.

Sebelum diskusi ditutup, Kasat Intelkam menyampaikan agar organisasi kemahasiswaan terus sering mengadakan kegiatan serupa dengan berkoodinasi dengan Polres Sumba Timur maupun pihak terkait. Selain itu, dapat memviralkan kegiatan diskusi tersebut di media sosial, serta mendukung pelaksanaan pekan Pancasila.