Kapolres Sumba Timur Pimpin Kegiatan Internalisasi Peningkatan Kemampuan Teknis Bhabinkamtibmas dan Kanit Intelkam

Kapolres Sumba Timur Pimpin Kegiatan Internalisasi Peningkatan Kemampuan Teknis Bhabinkamtibmas dan Kanit Intelkam

ntt.tribratanews.com - Kepolisian Resor Sumba Timur menggelar kegiatan internalisasi pengetahuan dan kemampuan teknis bhabinkamtibmas dan kanit intelkam jajaran Polres Sumba Timur dalam menanggulangi ancaman radikalisme, terorisme, dan intoleransi, Senin (29/5/17) pukul 09.00 Wita.

Bertempat di Aula Jananuraga Polres Sumba Timur kegiatan dipimpin langsung oleh Kapolres Sumba Timur AKBP Victor M.T. Silalahi, S.H. M.H. bersama Kasat Binmas AKP I Nyoman Sutawan dan Kasat Intelkam Iptu Cakra Mudra, S.IP dengan menghadirkan para Bhabinkamtibmas dan Kanit Intelkam Polsek Jajaran Polres Sumba Timur.

Kegiatan dibuka dengan arahan Kapolres Sumba Timur AKBP Victor M.T. Silalahi, S.H. M.H. Arahan Kapolres diawali dengan pemahaman tentang wawasan kebangsaan dan Pancasila.

“ Pancasila merupakan dasar negara yang mempersatukan keanekaragaman suku, agama dan budaya Indonesia, salah satu contoh di beberapa daerah di Indonesia menjadi contoh kerukunan beragama seperti bahu-membahu membangun rumah ibadah dan lain sebagainya,” kata Kapolres

“ Tantangan demokrasi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini yaitu munculnya kekuatan ekonomi besar pasca perang dunia II yaitu USA dan RRC serta non-state actor yang berada di wilayah Timur Tengah. Terciptanya global market, global communication, global civilization sehinga membentuk spektrum ketimpangan dunia karena didominasi oleh negara adi daya,” urainya

“ Munculnya fenomena “Koreksi Demokrasi” dimana demokrasi yang sebelumnya merupakan sistem atau cara mencapai tujuan berbangsa dan bernegara, ingin diubah oleh kelompok tertentu menjadi demokrasi kebablasan yang cenderung otoriter,” jelasnya

“ Perkembangan Lingstra nasional yang kita alami saat ini berupa proxy war(agitasi, provokasi dan propaganda), perdagangan narkoba, konflik sosial, hoax, isis, cyber crime, dan separatisme. Proxy war adalah perang yang terjadi ketika lawan menggunakan pihak ketiga sebagai peran pengganti (melalui Aspek Ipoleksosbudkam) dengan maksud menghindari konfrontasi secara langsung,” urainya

“ Ciri-ciri tahapan Proxy War muncul yakni melemahnya Pemahaman akan wawasan kebangsaan, benih intolerasi mulai muncul, benih disintegrasi muncul (saat ini tengah terjadi di Indonesia, disintegrasi bangsa dan Failed State (negara gagal).

Kapolres menjelaskan bahwa terorisme adalah puncak dari aksi inteloran sehingga harus diantisipasi secara komperhensif dari hulu sampai hilir, perang melawan teroris sesungguhnya adalah bagaimana memenangkan simpati publik.

“ pegang teguh 4 pilar kebangsaan yang dimiliki bangsa Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI, tanggung jawab keutuhan NKRI berada di tangan kita semua,’ tutupnya.

Setelah arahan dari dari Kapolres secara bergantian Kasat Intelkam dan Kasat Binmas menyampaikan paparan dalam pembekalan tersebut.