Kapolda NTT Pimpin Rapat Koordinasi TNI dan Polri dan Instansi terkait dalam rangka penanggulangan bencana Alam Erupsi Gunung Api Ile Lewotolok
Kapolda NTT
ntt.tribratanews.com,- Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum memimpin rapat koordinasi TNI dan Polri dan Instansi terkait dalam rangka penanggulangan bencana alam erupsi gunung api Ile Lewotolok Polres Lembata, Selasa (1/12/2020).
Kegiatan rapat koordinasi ini dihadiri oleh Danrem 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI, Samuel Petrus Hehakaya, Kabinda NTT Brigjen TNI Adrianus Surio Agung Nugroho, S.Sos, M.Tr.
Turut hadir Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST, MT., Karolog Polda NTT, Kombes Pol Yayat Jatnika, Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol. Johanes Bangun, S.Sos, S.I.K, Kasdislog Lanud El Tari Kupang, Letkol Roni Naforon, S.E., Kasilog Kasrem 161/Ws, Kolonel Imanuel Yoram Dionisius Adoe, Aspotmar VIi Kupang, Kolonel Laut (P) Yuyus Wahyudin, Wadir Sabhara Polda NTT, AKBP Rishian Krisna B, S.H, S.I.K, M.H, Dandim 1624 Flotim Letkol CZi Imanda Setyawan, S.T, M.Ip, Kapolres Lembata, AKBP Yoce Marten, S.H, S.I.K, M.I.K, Ketua DPRD Kab.Lembata, Petrus Gero, S.Sos., Ketua Kejaksaan Negeri Lembata, Ketua Pengadilan Agama Kab.Lembata, Setda Lembata, Paskalis Tapobali, Wakil Ketua II DPRD Kab.Lembata, Ibrahim Begu, BA serta Para Pimpinan OPD Lingkup Setda Lembata.
Untuk kita ketahui bahwa Letusan Gunung Ile Lewotolok tercatat sejak tahun 1660 kemudian tahun 1819 dan 1849. Pada tanggal 5 dan 6 oktober 1852 terjadi letusan yang merusak daerah sekitarnya dan muncul kawah baru serta komplek solvatara disisi timur tenggara. Letusan gunung ile lewotolok juga terjadi pada tahun 1864, 1889 dan terjadi pada 1920 dikabarkan penduduk terjadi letusan kecil.
Pada tahun 1939 dan 1951 terjadi kenaikan aktivitas vulkanik gunung Ile Lewotolok. Letusan gunung ile lewotolok berupa lontaran lava pijar, abu awan panas dan hembusan kawa beracun. Gunung Api ini sempat mengalami masa krisis gempa pada januari 2012 dan saat itu TBMBG meningkatkan status gunung dari normal ke waspada hingga siaga.dalam waktu kurang dari 1 bulan. Status aktivitas vulkanik gunung ditingkatkan dari aktivitas normal ke waspada sejak terhitung pada tanggal 7 Oktober 2017 pukul 20.00 Wita.
Tanggal 26 November 2020 status waspada yang terekam gempa tremor tidak menerus pada seismometer. Tanggal 27 November 2020 status waspada yaitu terjadi erupsi pukul 05.57 wita. Aktivitas kegempaan paska erupsi sempar mengelami sedikit penurunan. Tanggal 29 November 2002 status siaga yaitu erupsi ke 2 pukul 09.45 wita. kegempaan yang mengindikasikan adanya suplaimagma dari kedalam, kembali meningkat berupa 6 kali gempa vulkanik dalam (VA), Tremor menerus kemudian muncul mulai sekitar 15 menit sebelum erupsi terjadi. Pada pukul 13.00 wita tingkat aktivitas gunung api Ile Lewotolok dinaikan dari level 2 waspada menjadi level 3 siaga. Tanggal 30 November 2020 yaitu erupsi kembali terjadi pkl 23.20 wita.
Sebanyak 5.526 orang warga telah mengungsi di Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata pasca erupsi gunung Ile Lewotolok, Minggu (29/11/2020) lalu.
Ribuan pengungsi ini ditampung pada 13 lokasi masing-masing halaman kantor bupati lama 514 orang, aula Angkara 169 orang, aula BKD 46 orang, los pasar Lamahora 112 orang.
Aula Lewoleba Tengah 286 orang, aula Lewoleba Barat 286 orang, aula Selandoro 1.015 orang, aula Lewoleba Timur 1.042 orang, aula Lewoleba Selatan 467 orang, aula Lewoleba Utara 105 orang, kelurahan Lewoleba 347 orang, Desa Tapulangu, Kecamatan Lebatukan 287 orang dan Parak Walang Ile Ape 456 orang.
Kapolda NTT mengatakan bahwa kehadirannya bersama Dandrem dan Kabinda beserta para pejabat Polda NTT guna melihat secara langsung dan menyampaikan keprihatinan bersama terkait adanya kejadian erupsi ini sehingga masyarakat Lembata harus mengungsi.
"Kita harus mengantisipasinya dengan mengambil langkah tindakan lanjut kedepan"ujar Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum.
Kapolda NTT, Danrem 161/Wira Sakti Kupang dan Kabinda NTT hadir dalam rangka melihat secara langsung situasi dan kondisi di lapangan.
"Kami juga menyampaikan apresiasi kepada Bupati dan seluruh unsur terkait dalam respon cepat yang bisa dilaksanakan dan kami melihat bahwa hari ini bahwa langkah-langkah yang dilakukan sudah cukup baik"tambah Kapolda NTT.
Jenderal bintang dua di jajaran Polda NTT ini mengatakan akan membantu sepenuhnya dalam kekuatan personel dan juga perlengkapan yang akan digunakan serta memberikan bantuan kemanusiaan.
Untuk diketahui, sebagian bantuan kemanusiaan telah dibawa langsung oleh Kapolda NTT bersama rombongan dengan menggunakan pesawat milik Polri dan sebagian besar lainnya diangkut kapal laut dan akan tiba dilembata hari Selasa (2/12/2020) pagi.
Pada kesempatan tersebut Kapolda NTT mengatakan bahwa, penanganan bencana alam di Lembata sudah sesuai dengan SOP.
"Saya harapkan dapat dialksanakan dengan kebersamaan, jangan ada ego sektoral dan yang paling penting unsur TNI dan Polri akan membantu sepenuhnya kegiatan di lapangan. Rekan TNI dan Polri di lapangan juga melakukan kegiatan kemanusiaan berupa evakuasi dan sebagainya. Yang perlu menjadi catatan bagi kita bersama bahwa dalam situasi pandemi Covid 19 ini, tetap perhatilan protokol kesehatan. Apalagi sekarang ada pengumpulan massa. Bantuan yang paling penting sekarang adalah masker, alat-alat kebersihan, obat-obatan"lanjut Kapolda NTT.
Semua perhatian baik dari pemerintah pusat maupun provinsi dan seluruh unsur baik TNI Polri wilayah NTT ini memberikan atensi terhadap bencana di Lembata.
Ada tujuh posko pengungsi, perlu adanya penangan yang baik untuk melindungi harta jiwa dan benda di tempat-tempat tersebut. TNI dan Polri akan selalu siap membantu joka nanti ada evakuasi lanjutan yang dianggap perlu.