Bersama Wartawan Nasional Tim Divisi Humas Mabes Polri Kunjungi Polres Kupang Kota
ntt.tribratanews.com - Kapolres Kupang Kota AKBP Anthon CN, SH,M.Hum beserta pejabat utama menerima kunjungan dari Divisi Humas Mabes Polri, Kamis (24/08/17) pukul 11.30 wita.
Tim yang dipimpin oleh Kasubbag Yanduan Bag Anev RO PID Divhumas Polri Pembina I Allegrina R, Surviva S.Sos, M.A.B dan beberapa wartawan dari media cetak dan elektronik dari Jakarta diantaranya Egi Adyatama (Tempo), Indiana Malia (Harian nasional), Addin Fatoni (TV One), Thom Endiarto (TVRI Jakarta), Fera Belinda (TVRI Nasional) dan Alung Fahrulrozi (Liputan 6) serta di dampingi Kasubid Penmas Polda NTT AKBP Ibu Anthonia Pah,di sambut langsung oleh Kapolres Kupang Kota beserta pejabat utama Polres Kupang Kota.
Kedatangan Tim Divisi Humas Mabes Polri dan wartawan nasional yang hadiri dalam rangka wawancara bersama Kapolres Kupang Kota dan Tokoh Lintas Agama serta Ormas GP Ansor dan Banser NTT dalam rangka meliput tentang kontra radikal dan kontra teroris di wilayah hukum Polres Kupang Kota.
Dalam kegiatan wawancara yang di hadiri oleh Wakapolres Kupang Kota Kompol Ampi Mesias Von Bulow,SIK,MH, Kabag Sumda Kompol Dominggus Sigakole, Kasat Intelkam AKP Abd Basith Algadri, S.Sos, para tokoh lintas agama seperti Romo Geraldus Dulu, pg (Keuskupan Agung Kupang), Pdt. Maria Litelnoni- Johanis (Sinode GMIT), H.Muh.Kabir (Ketua MUI Kota Kupang), Supriadi S. Dharma (Magabudhi NTT), Ajhar Jowe (GP Ansor NTT) dan Gulam M. Ibrahim, SH (Banser NTT) serta wartawan media cetak dan elektronik yang ada di Kota Kupang.
Kapolres Kupang Kota AKBP Anthon CN, SH,M.Hum menyampaikan bahwa Polres Kupang Kota telah bersepakat dengan para tokoh lintas agama yang ada di Kota Kupang bahwa apapun yang terjadi harus cepat diantisipasi bersama- sama.
Pdt. Maria Litelnoni- Johanis (Sinode GMIT) menyampaikan bahwa anggota GMIT saat ini berjumlah sekitar 1,4 juta jiwa, peran GMIT cukup besar dalam upaya untuk menciptakan situasi yang kondusif sebagai persekutuan dan persaudaraan dan menolak segala macam gerakan radikal apapun bentuknya serta gereja bersama Pemerintah,pihak keamanan serta dari agama lain akan menangkal bibit- bibit radikal yang akan muncul di Provinsi NTT.
Supriadi S. Dharma (Magabudhi NTT) menyampaikan bahwa melihat bibit- bibit radikal sangat sedikit dibandingkan dengan yang ada di pulau Jawa, disini adanya hubungan yang baik antar pemeluk agama contohnya pemuda lintas agama yang sangat kompak, peran Wihara mengajarkan lima sila yang salah satunya menghindari pembunuhan atau menyakiti dan tidak mengambil barsng yang bukan miliknya dan meyakini bahwa apabila sudah memiliki agama berarti sudah miliki pondasi yang kuat.
Ketua MUI Kota Kupang H.Muh.Kabir menyampaikan bahwa kaitannya dengan radikal sampai saat ini belum pernah ketemu di Kota Kupang, melihat prinsip dari islam sudah diingatkan dari Allah dengan cara- cara yang baik bukan dengan kekerasan dan telah melakukan ceramah kepada jemaah untuk hidup damai antar sesama.
Menurut Romo Geraldus Dulu, pg (Keuskupan Agung Kupang) menyampaikan bahwa sebenarnya radikal itu tidak ada, yang ada hanya perilaku radikal. Mengatasi hal tersebut harus dengan menciptakan keadilan sosial sehingga hal tersebut tidak muncul. Melakukan himbauan untuk melakukan komunikasi sosial lintas agama agar tetap dibangun dan disetiap bulannya bersama dengan para tokoh agama dengan Kabinda NTT kumpul untuk membicarakan hal itu serta menghimbau kepada masyarakat agar tidak berpolitik dengan menggunakan agama.
Sedangkan menurut Ajhar Jowe (GP Ansor NTT) menyampaikan bahwa kasus yang terjadi di Jakarta pasti ada gerakan di NTT, GP Ansor terus lakukan dialog untuk melakukan pengamanan pada saat perayaan hari natal maupun hari keagamaan agama lain bersama- sama dengan TNI/Polri guna menciptakan kerukunan antar umat beragama.
Usai kegiatan wawancara terkait langkah- langkah yang dilakukan untuk menolak radikal di Kota Kupang, Kapolres Kupang Kota Kapolres Kupang Kota AKBP Anthon CN, SH,M.Hum menerangkan bahwa semua perkembangan yang terjadi di luar NTT imbasnya akan terjadi di NTT khususnya di Kota Kupang sehingga harus cepat dilakukan antisipasi dan sampai dengan saat ini masih bisa terkontrol.
Kegiatan yang dilakukan ini merupan bentuk kerja sama antara Polri dan media dalam mencegah paham –paham yang dapat memecah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.