Bersama Melawan Kejahatan Transnasional: AMMTC ke-17 Dibuka dengan Semangat Kolaborasi

Bersama Melawan Kejahatan Transnasional: AMMTC ke-17 Dibuka dengan Semangat Kolaborasi

ntt.tribratanews.com, Labuan Bajo - Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol. Ahmad Ramadhandi memberikan keterangan dalam press conference terkait pembukaan ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (21/8/2023). Pertemuan setingkat menteri ini diadakan dalam rangka menanggulangi kejahatan transnasional di kawasan ASEAN.

Dalam keterangannya di lobi Hotel Meruorah, Brigjen Pol. Ahmad Ramadhandi menjelaskan bahwa AMMTC ke-17 diikuti oleh 10 menteri negara ASEAN, serta tiga mitra dialog yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan. Timor Leste turut hadir sebagai observer, sementara ketua pertemuan para direktur imigrasi ASEAN (Chair DGICM), sekretaris jenderal ASEAN, dan delegasi lainnya juga hadir. Jumlah peserta kegiatan ini mencapai lebih dari 250 orang.

Brigjen Pol. Ahmad Ramadhandi mengungkapkan, "AMMTC ke-17 akan membicarakan sepuluh isu prioritas kejahatan transnasional yang menjadi keprihatinan kita bersama. Isu-isu ini meliputi kejahatan terorisme, kejahatan dunia maya, penyelundupan senjata, perdagangan satwa liar dan kayu ilegal, perdagangan obat-obatan terlarang, pencucian uang, kejahatan ekonomi internasional, pembajakan laut, penyelundupan manusia, dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO)."

Dalam acara pembukaan yang telah resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, beliau menyoroti perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin menciptakan dunia tanpa batas. Pandemi COVID-19 serta dampak residualnya yang belum sepenuhnya teratasi, serta rivalitas geopolitik yang tajam, semakin menambah kompleksitas dinamika global yang multi-dimensi.

Brigjen Pol. Ahmad Ramadhandi menyampaikan bahwa para pelaku kejahatan memanfaatkan perkembangan ini untuk melakukan kejahatan lintas batas negara. Presiden RI menegaskan bahwa dengan kemajuan teknologi saat ini, kejahatan lintas negara berkembang semakin masif dan kompleks. Penanganan tindak pidana terorisme, perdagangan orang, dan perdagangan gelap narkotika harus lebih adaptif.

Dalam konteks ini, kolaborasi berkelanjutan antar negara ASEAN menjadi penting. Pertukaran informasi, pemanfaatan teknologi, serta peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparat penegak hukum diharapkan dapat memperkuat upaya penanggulangan kejahatan transnasional.

"Presiden berharap bahwa AMMTC ke-17 akan merumuskan agenda kerja sama yang responsif, untuk menjaga kawasan ASEAN yang aman, damai, dan sejahtera. Bapak Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si, juga berbicara dalam acara pembukaan. Ia mengakui adanya kemajuan di kawasan ASEAN, namun ancaman kejahatan transnasional tetap perlu diwaspadai", katanya.

AMMTC ke-17 diharapkan menjadi platform bagi negara-negara ASEAN untuk mengevaluasi kemajuan dan kolaborasi dalam mengatasi tantangan. Tujuannya adalah mengembangkan strategi praktis dalam menghadapi masa depan. Bapak Kapolri mengharapkan bahwa deklarasi terkait penanggulangan TPPO, terorisme, dan penyelundupan senjata dapat disepakati oleh para menteri, sebagai upaya konkret dalam menciptakan kawasan ASEAN yang aman melalui peningkatan kerja sama dalam penanggulangan kejahatan lintas negara.