Wujudkan Kondisi Wilayah Perbatasan yang Aman dan Dinamis, 60 Orang Brigadir Ikut Pelatihan Ini
ntt.tribratanews.com,- 60 orang Polisi perbatasan jalani pelatihan Penyegaran Brigadir Perbatasan di Mapolda NTT, Kamis (17/2/22).
Kegiatan pelatihan ini buka oleh Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H. yang diwakili oleh Karo SDM Polda NTT Kombes Pol. Ari Wahyu Widodo, S. I.K.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kadivhubinter Polri Irjen Pol Drs. Johanis Asadoma, S.H., M.Hum.
Kegiatan ini diikuti oleh 60 orang peserta dari 6 Polres jajaran Polda NTT antara lain Polres Alor, Belu, Malaka, TTU, Sumba Timur dan Rote Ndao.
Dalam sambutan Kapolda NTT oleh Karo SDM Polda NTT menjelaskan bahwa kebijakan Polri tentang perbatasan yaitu membangun dan menumbuhkan kekuatan keamanan di wilayah perbatasan.
"Tujuannya adalah mengamankan wilayah NKRI, mewujudkan kondisi aman dan dinamis di wilayah perbatasan"ujar Karo SDM Polda NTT.
Dikatakannya bahwa kegiatan ini selain untuk memelihara kelestarian dan kekayaan alam, memelihara batas wilayah NKRI demi keutuhan wilayah negara juga membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan.
"Menegakkan hukum nasional dan internasional serta pengembangan kapasitas anggota Polri di wilayah perbatasan dalam rangka harkamtibmas, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pelayan dan pengayom masyarakat dengan menjunjung tinggi HAM"tambahnya.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan, setiap anggota perbatasan dapat memahami konsep keamanan dan tata kelola wilayah perbatasan secara maksimal dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional dan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat disekitarnya (Prosperity Approach) serta peningkatan kondisi pertahanan dan keamanan (Security Approach).
"Jalin sinergisitas baik dengan TNI, Imigrasi, Bea Cukai, dan instansi terkait lainnya untuk menciptakan situasi yang kondusif serta bekerja sama menjaga kedaulatan NKRI khususnya di wilayah perbatasan agar dapat menjadi lebih baik lagi"lanjutnya.
Untuk diketahui kondisi batas negara akan menimbulkan masalah yang beragam misalnya terorisme (transit point bagi kelompok teroris internasional), narkoba, pencurian kayu atau hasil laut, human trafficking, mata uang palsu, kapal tidak dilengkapi dokumen yang sah, ilegal logging, pengerukan ilegal pasir, pembalakan liar, penyeludupan senjata, bahan peledak, sembako, BBM, kendaraan bermotor, barang konsumsi, hingga limbah berbahaya maupun kejahatan lainnya termasuk saat ini fokus pemerintah pada pencegahan penyeragan covid-19 bagi PMI pada PLBN Motaain-Belu.
"Untuk itu pengelolaan pengamanan wilayah perbatasan harus dilakukan secara maksimal"pungkasnya.