Polres Sumba Barat Amankan Jalannya Pesta Adat Pasola
ntt.tribratanews.com - Personel Polres Sumba Barat melaksanakan pengamanan Pesta Adat Pasola yang berlangsung di lapangan Pasola Kamara Dana, Desa Waihura, Kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat, Nusa tenggara Timur (NTT), SelasA (26/2/2019).
Kegiatan ini dipimpin oleh Kapolres Sumba Barat AKBP Michael Irwan Thamsil, S.I.K. bersama tim gabungan Polres Sumba Barat dan Polsek Jajaran yang berjumlah 260 personel.
Terbagi menjadi dua kelompok, yakni Kelompok I dan Kelompok II, selama gelaran Pesta Adat Pasola Wanukaka telah dilakukan Pengamanan Terbuka maupun Pengamanan Tertutup
Pesta Adat ini dipimpin oleh para Rato Adat telah digelar Upacara Nyale di Pantai Wanukaka, yang kemudian dilanjutkan dengan Pasola Berkuda di Pantai Wanukaka.
Hadir pesta budaya yang Pasola Wanukaka yakni, Wakil Ketua MPR-RI Dr. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si, Staf Ahli Kepresidenan Bidang Intelijen Komjenpol Purn. Goris Mere, Gubernur NTT Viktor Laiskodat bersama rombongan, Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat, Ketua DPRD Sumba Barat, para Pimpinan OPD Kabupaten Sumba Barat, Danramil 1613-04 Walakaka Lettu Adisan, para Caleg, para Camat se Kabupaten Sumba Barat, para Kepala Desa, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan para pengunjung/penonton yang berjumlah sekitar 15.000 orang.
Kapolres Sumba Barat AKBP Michael Irwan Thamsil, S.I.K. mengatakan pesta Adat ini merupakan wujud syukur karena hasil panen yang melimpah, sebagai ajang perekat jalinan persaudaraan serta bentuk pengabdian dan aklamasi ketaatan kepada sang leluhur merupakan hakikat dari digelarnya Pesta Adat Pasola ini.
"Kegiatan ini dilaksanakan antara bulan Februari dan Maret setiap tahunnya, pagelaran Pesta Adat Pasola yang telah mendunia ini selalu dibanjiri penikmat destinasi wisata baik lokal maupun mancanegara", ujarnya.
"Ada satu lagi rangkaian tradisi yang dilakukan sebelum dilaksanakan Pesta Adat Pasola, disebut Nyale, tradisi ini merupakan upacara berburu Nyale atau cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang dibawah permukaan laut. Dimana keberadaan cacing langka yang hanya keluar satu tahun sekali ini memiliki makna kesuburan bagi masyarakat Sumba", pungkasnya.