Polisi dan Mahasiswa FKM Undana Bertukar Pemikiran dalam Kegiatan Jumat Curhat
ntt.tribratanews.com, Kupang - Polda NTT kembali menggelar kegiatan Jumat Curhat, tetapi kali ini dalam suasana yang berbeda. Kegiatan Jumat Curhat dilaksanakan di kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana (Undana), Jumat (3/11/2023).
Kegiatan ini dipimpin oleh Irwasda Polda NTT, Kombes Pol I Made Sunarta, yang didampingi oleh Karo Ops Polda NTT, Kombes Pol Deonijio de Fatima, serta beberapa pejabat utama Polda NTT dan Kapolsek Kelapa Lima, AKP Jemy O. Noke.
Dalam sesi dialog yang berlangsung santai, beberapa dosen dan mahasiswa mengajukan pertanyaan dan permasalahan terkait rekrutmen anggota Polri. Beberapa di antaranya juga menyampaikan keluhan dan berbagai masalah yang berkaitan dengan layanan kepolisian.
Seorang mahasiswa bernama Marwan (22), mahasiswa semester I FKM Undana, bertanya, "Apakah kami lulusan FKM bisa menjadi anggota Polri dan bagaimana tindakan terhadap oknum anggota Polri yang masih menggunakan nepotisme dalam rekrutmen anggota Polri?"
Sedangkan itu, Putri Handayani, mahasiswi semester VII, mempertanyakan peluang sarjana FKM untuk mengikuti seleksi Polri jalur SIPSS. Hal ini disebabkan karena sebelumnya jarang sarjana kesehatan masyarakat diterima.
Dosen FKM, Andreas Umbu Roga, meminta bantuan anggota Polri ditempatkan di kampus dan juga meminta perhatian terkait penertiban pesta hingga larut malam di Kelurahan Oesapa yang sering menggunakan musik hingga larut malam dan miras yang menyebabkan tindak pidana.
Dionisia, seorang mahasiswi asal Kabupaten Manggarai, menyampaikan keluhannya terkait polisi yang berjudi di kampungnya, padahal polisi seharusnya menjadi contoh.
Kemudian Iva Atika Sari, mahasiswi semester I FKM Undana, menyentil tentang krisis kepercayaan masyarakat pada Polri pasca kasus Ferdi Sambo.
Irwasda mengapresiasi masukan dan curhat dosen dan mahasiawa FKM Undana.
Irwaada menyebutkan bahwa Jumat curhat di FKM Undana merupakan yang pertama kegiatan di kampus. Irwasda pun menyambut baik keluh kesah mahasiswa ke polisi dan tidak perlu ke kantor.
"Sehari-hari kami menerima pengaduan masyarakat dan bersama Propam, kami mengawasi kinerja kepolisian," ujarnya.
Untuk itu, kegiatan ke kampus dilakukan karena polisi mau mendengar curhatan mahasiswa dan keluhan terhadap polisi agar bisa disampaikan.
Irwasda pun menyebarkan nomor handphone dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan keluhan terkait pelayanan kepolisian.
Terkait penerimaan anggota Polri, Irwasda minta agar sarjana bisa mengikuti seleksi anggota Polri dari jalur sumber sarjana. Namun ia mengingatkan agar mempersiapkan diri dari sisi kesehatan, jasmani dan pengetahuan.
"Perlu persiapan matang dan berlatih. Jangan percaya calo. Persiapkan diri dengan baik sehingga bisa berkompetisi. Jangan percaya bujuk rayu oknum yang tidak bertanggungjawab," tegas Irwasda.
Irwasda juga minta Kapolsek Kelapa Lima agar mengaktifkan patroli rutin di kawasan kampus. Terkait dengan keluhan terhadap anggota Polri, masyarakat diberikan kesempatan menyampaikan dengan bukti yang kuat dan bukan fitnah.
Irwasda pun berjanji kalau pihaknya akan menertibkan pesta dan miras yang merugikan orang lain namun butuh dukungan masyarakat.
"Apalagi ada tindak kriminal maka akan ada sanksi," ujarnya.
Disisi lain, Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta polisi RW akan diberdayakan. Namun masyarakat diminta harus menjadi polisi bagi diri sendiri dan jadi contoh di masyarakat.
Polisi juga tetap menjadi contoh. Untuk itu, jika ada polisi yang terlibat maka akan ditindak tegas sesuai aturan.
"Jika (polisi) melanggar kode etik maka diproses oleh Propam dan tindak pidana diproses dengan pidana umum. Jangan takut laporkan pelanggaran polisi tapi harus dengan bukti dan bukan fitnah," tambah Irwasda.
Kabid Propam Polda NTT Kombes Pol Dominicus Savio Yempormase membeberkan data sejumlah anggota Polri yang ditindak karena menjadi calo penerimaan anggota Polri.
"Kami tidak main-main. Yang terlibat calo casis Polri akan diproses. Masuk polisi tanpa biaya," tegas Kabid Propam.
Terkait masalah perjudian, Propam pun menindak beberapa oknum anggota di Ngada, Malaka dan Manggarai Timur. "Tidak ada (anggota) yang lolos jika melakukan pelanggaran hukum. Langsung diproses," tegasnya.
Prof Dr Apris Adoe, dekan FKM Undana juga mengapresiasi kegiatan jumat curhat di FKM Undana.
FKM sendiri mempunyai 2.776 mahasiswa dan 60 dosen dengan 3 prodi yakni prodi psikologi, prodi ilmu kesehatan masyarakat, prodi S2 kesehatan masyarakat.
Ia bersyukur karena FKM jadi yang pertama dari 9 fakultas di Undana yang dikunjungi Polda NTT. Ia pun berharap kunjungan tersebut bukan saja curhat hari Jumat namun juga rutin dilakukan.
Kegiatan Jumat Curhat di kampus FKM Undana merupakan langkah positif dalam membangun komunikasi yang lebih baik antara kepolisian dan masyarakat, terutama para mahasiswa yang akan menjadi pemimpin masa depan. Semoga upaya ini akan membantu meningkatkan kualitas pelayanan kepolisian dan memperkuat kepercayaan masyarakat pada institusi kepolisian.