Pimpin Apel Kesadaran Pemkab Sumba Barat, Kapolda NTT : Sinergitas dan Kolaborasi Menjadi Simbol Cerminan Negara Hadir Ditengah Masyarakat

Pimpin Apel Kesadaran Pemkab Sumba Barat, Kapolda NTT : Sinergitas dan Kolaborasi Menjadi Simbol Cerminan Negara Hadir Ditengah Masyarakat

ntt.tribratanews.com - Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Johni Asadoma, M.Hum., memimpin apel kesadaran Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat bersama seluruh jajaran TNI - Polri di Lapangan Pemda Kabupaten Sumba Barat, Senin (19/12/2022).

Apel Kesadaran ini juga dihadiri Bupati Sumba Barat Johanis Dade,S.H., Wakil Bupati Sumba Barat Jhon Lado Bora Kabba,SP.d., Wakil Bupati Sumba Tengah Ir. Daniel Landa, Kapolres Sumba Barat AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, S.I.K., M.H., Dandim 1613 Sumba Barat Letkol Czi Rahadian Firnandi,S.Hub. Int. Pejabat Pengadilan Negeri Waikabubak, Ketua DPRD Kabupaten Sumba Tengah, Pejabat Kajari Sumba Barat, Pejabat DPRD Kabupaten Sumba Barat, Sekertaris Daerah Sumba Barat, Para Staf Ahli Bupati, Para Asisten, Para Pimpinan OPD/Unit Kerja Lingkup Pemkab Sumba Barat, Para Camat Se Kabupaten Sumba Barat, Para Purnawirawan Polri, Para Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Agama se-Kabupaten Sumba Barat

Tampak hadir juga Para pejabat Utama Polda NTT terdiri dari Dirbinmas Kombes Pol. Drs. Taufiq Tri Atmojo, Kabid TIK Kombes Pol. I Made Rasma Jemy Karang, S.I.K., Pjs. Kabid Keu Kombes Pol. Robert Antoni Sormin, S.I.K., dan Auditor tk III Itwasda Kombes Pol. Taufik Irpan A., S.I.K., M.H.

Adapun Peserta Apel Kesadaran, terdiri dari 1 Peleton TNI, 1 Peleton Brimob Kompi 2 Batalyon C Sumba Barat, 4 Peleton Gabungan Personel Sumba Sumba Barat, 1 Peleton Gabungan Satintelkam, Reskrim dan Narkoba Polres Sumba Barat, 1 Peleton Sat-Pol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sumba Barat, 1 Peleton Para Kepala Desa/Lurah Se-Kabupaten Sumba Barat, 4 Peleton ASN Sumba Barat, 3 Peleton TKD Lingkup Pemda Sumba Barat, 7 Peleton Tingkat SMA se-Kabupaten Sumba Barat.

Dalam sambutannya, Kapolda NTT mengatakan era globalisasi saat ini, Indonesia menghadapi berbagai  perubahan sosial dan budaya yang sangat drastis,  dramatis dan massif. Masuknya berbagai ideologi, budaya dan teknologi asing telah mempengaruhi   seluruh sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan  bermasyarakat. Terlebih khusus lagi pandemi covid-19 memberikan dampak perubahan sendi kehidupan baik itu kehidupan bermasyarakat maupun perekonomian.

"Kondisi yang memprihatinkan tersebut kita bisa lewati bersama, sehingga hari ini kita melaksanakan apel ditempat ini sebagai bentuk wujud keberhasilan dalam sebuah sinergitas dan kolaborasi yang baik antara TNI-Polri serta Pemerintah Daerah", kata Kapolda NTT.

"Untuk itu pada hari ini kita harus terus bersyukur atas kesempatan yang Tuhan berikan sehingga kita senantiasa mengamalkannya melalui tugas dan pekerjaan kita dengan penuh dedikasi yang tinggi demi kemajuan bangsa dan negara", lanjutnya.

Kapolda juga menyampaikan di dalam Undang-undang Dasar Tahun 1945 Alinea Ke-empat tercantum dengan jelas apa yang menjadi Tujuan Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia, Yaitu “melindungi Segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

”Tentunya dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut kita akan menghadapi berbagai macam hambatan dan permasalahan", tuturnya.

Dalam menyikapi perspektif permasalahan yang ditandai dalam berbagai situasi dan kondisi yang genting sangat diperlukan sebuah sinergitas dan kolaborasi.

"Sinergitas dan kolaborasi menjadi kunci dalam memecahkan permasalahan yang ada. Perubahan struktur dan dinamika sosial yang ada membuat kita tidak dapat menyelesaikan sebuah permasalahan secara ego sektoral, Namun kita harus bersatu saling bahu membahu memberikan yang terbaik dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan Nasional dan  membangun bangsa dan negara kita terkhususnya daerah kita Nusa Tenggara Timur. Selain itu juga bentuk sinergitas dan kolaborasi menjadi simbol cerminan bahwa negara hadir ditengah masyarakat", tegasnya.

Kapolda juga mengharapkan agar Tni-Polri serta Pemerintah Daerah agar tetap dan mampu meningkatkan sinergitas dan kolaborasi dalam menyelesaikan segala tantangan dan dinamika globalisasi yang dihadapi oleh bangsa dan negara.

"Kita tidak dapat berdiri sendiri, TNI-Polri dan masyarakat memerlukan dukungan Pemerintah Daerah sebagai motor penggerak pembangunan Daerah, begitu pula pemerintah daerah dan masyarakat membutuhkan TNI dan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Tentunya dengan adanya sinergitas dan kolaborasi Kita dapat membawa kemajuan untuk daerah kita", harapnya.

Memasuki bulan natal dan tahun baru, Kapolda juga mengimbau kepada Pemkab dan masyarakat untuk selalu Menjaga Keamanan Dan Ketertiban.

"Hindari perayaan-perayaan natal yang berlebihan apalagi disertai dengan minuman keras yang dapat menimbulkan efek negatif yang berujung pada gangguan kamtibmas di lingkungan masyarakat", imbuhnya.

"Kepada Seluruh Camat, Lurah dan Kepala Desa lebih dapat bersinergi bersama TNI dan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Menjelang maupun pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2023. Biarlah makna sukacita natal serta Tahun Baru betul –betul dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dengan tetap saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya", tambahnya.

"Ini adalah tradisi yang sangat baik, dengan Apel ini kita semua membangun kebersamaan, membangun solidaritas dan juga sinergitas untuk bangun daerah mendukung semua program-program pemerintah daerah untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera masyarakat yang makmur", terangnya.

Kapolda menjelaskan bahwa Jajaran Kepolisian bertugas untuk menciptakan rasa aman di tengah masyarakat. Tapi tentu tugas tersebut tidak bisa dilaksanakan sendiri Polri membutuhkan kerjasama seluruh Aparat Pemerintahan dan seluruh masyarakat.

"Jumlah anggota polri sangat sedikit sesuai standar nasional itu harusnya 800 lebih tetapi yang ada di Polres Sumba Barat sekarang sekitar 360-an yang mana masih di bawah 50% Pemenuhan Personil ini tentu membuat beban kerja tinggi dan tidak mungkin polisi dapat melaksanakan tugas dengan baik tanpa didukung oleh semua pemangku kepentingan baik itu TNI, Aparat Pemerintah termasuk adik-adik pelajar dan masyarakat luas", jelasnya.

Kapolda juga mengatakan bahwa data-data yang ada di Polres Sumba Barat menunjukkan ada beberapa catatan kejadian-kejadian yang merupakan tindak kejahatan di Wilayah Hukum Polres Sumba Barat yang paling tinggi terjadi adalah penganiayaan dalam jumlah selama tahun 2022 ada 83 Kasus Penganiayaan dan Pengendalian sebagian besar disebabkan karena pengaruh bias minuman keras (Miras).

"Memang tidak dilarang untuk dikonsumsi tetapi mengkonsumsi Miras secara berlebihan akan menimbulkan tindak pidana seperti menganiaya, mengeroyok memukul, melukai orang bahkan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Saya Berharap, kita semua menyadari dan menghindari mengkonsumsi minuman keras (miras) secara berlebihan apalagi di ruang-ruang publik yang memang dilarang dan merupakan Penyakit Masyarakat dimana pada tahun 2019, Pencurian Hewan yang sangat tinggi yang mana waktu itu saya menjabat sebagai Wakapolda NTT menggelar Operasi Khusus terkait Pencurian Hewan dan berhasil menangkap beberapa pelaku kemudian diproses sesuai hukum yang berlaku", tegasnya.

Dalam memasuki tahun Politik. Yang mana mulai masuk pendaftaran calon partai dan tahun depan sudah pendaftaran calon dan tidak menutup kemungkinan akan muncul isu identitas yg dapat berkembang menjadi bentrokan, untuk itu Kapolda NTT menghimbau untuk menyambut pesta demokrasi dengan tidak memaksakan kehendak untuk memilih secara Langsung, Umum Bebas dan Rahasia.

"Kita bahu membahu membangun daerah Kabupaten Sumba Barat dan Provinsi NTT agar bangsa dan Negara Indonesia menjadi lebih hebat dan menjadi Bangsa yang Tanguh", tandasnya.

Kegiatan diakhiri dengan pertukaran cenderamata antara Kapolda NTT dan Bupati Sumba Barat. Dilanjutkan dengan audensi dengan Para Pelajar Tingkat SMA dan pemberian hadiah berupa Handphone kepada para pelajar yang bisa menjawab rangkuman arahan Kapolda NTT pada saat apel kesadaran dalam bentuk Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.ntt.tribratanews.com - Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Johni Asadoma, M.Hum., memimpin apel kesadaran Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat bersama seluruh jajaran TNI - Polri di Lapangan Pemda Kabupaten Sumba Barat, Senin (19/12/2022).

 

Apel Kesadaran ini juga dihadiri Bupati Sumba Barat Johanis Dade,S.H., Wakil Bupati Sumba Barat Jhon Lado Bora Kabba,SP.d., Wakil Bupati Sumba Tengah Ir. Daniel Landa, Kapolres Sumba Barat AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, S.I.K., M.H., Dandim 1613 Sumba Barat Letkol Czi Rahadian Firnandi,S.Hub. Int. Pejabat Pengadilan Negeri Waikabubak, Ketua DPRD Kabupaten Sumba Tengah, Pejabat Kajari Sumba Barat, Pejabat DPRD Kabupaten Sumba Barat, Sekertaris Daerah Sumba Barat, Para Staf Ahli Bupati, Para Asisten, Para Pimpinan OPD/Unit Kerja Lingkup Pemkab Sumba Barat, Para Camat Se Kabupaten Sumba Barat, Para Purnawirawan Polri, Para Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Agama se-Kabupaten Sumba Barat

 

Tampak hadir juga Para pejabat Utama Polda NTT terdiri dari Dirbinmas Kombes Pol. Drs. Taufiq Tri Atmojo, Kabid TIK Kombes Pol. I Made Rasma Jemy Karang, S.I.K., Pjs. Kabid Keu Kombes Pol. Robert Antoni Sormin, S.I.K., dan Auditor tk III Itwasda Kombes Pol. Taufik Irpan A., S.I.K., M.H.

 

Adapun Peserta Apel Kesadaran, terdiri dari 1 Peleton TNI, 1 Peleton Brimob Kompi 2 Batalyon C Sumba Barat, 4 Peleton Gabungan Personel Sumba Sumba Barat, 1 Peleton Gabungan Satintelkam, Reskrim dan Narkoba Polres Sumba Barat, 1 Peleton Sat-Pol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sumba Barat, 1 Peleton Para Kepala Desa/Lurah Se-Kabupaten Sumba Barat, 4 Peleton ASN Sumba Barat, 3 Peleton TKD Lingkup Pemda Sumba Barat, 7 Peleton Tingkat SMA se-Kabupaten Sumba Barat.

 

Dalam sambutannya, Kapolda NTT mengatakan era globalisasi saat ini, Indonesia menghadapi berbagai  perubahan sosial dan budaya yang sangat drastis,  dramatis dan massif. Masuknya berbagai ideologi, budaya dan teknologi asing telah mempengaruhi   seluruh sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan  bermasyarakat. Terlebih khusus lagi pandemi covid-19 memberikan dampak perubahan sendi kehidupan baik itu kehidupan bermasyarakat maupun perekonomian.

 

"Kondisi yang memprihatinkan tersebut kita bisa lewati bersama, sehingga hari ini kita melaksanakan apel ditempat ini sebagai bentuk wujud keberhasilan dalam sebuah sinergitas dan kolaborasi yang baik antara TNI-Polri serta Pemerintah Daerah", kata Kapolda NTT.

 

"Untuk itu pada hari ini kita harus terus bersyukur atas kesempatan yang Tuhan berikan sehingga kita senantiasa mengamalkannya melalui tugas dan pekerjaan kita dengan penuh dedikasi yang tinggi demi kemajuan bangsa dan negara", lanjutnya.

 

Kapolda juga menyampaikan di dalam Undang-undang Dasar Tahun 1945 Alinea Ke-empat tercantum dengan jelas apa yang menjadi Tujuan Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia, Yaitu “melindungi Segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

 

”Tentunya dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut kita akan menghadapi berbagai macam hambatan dan permasalahan", tuturnya.

 

Dalam menyikapi perspektif permasalahan yang ditandai dalam berbagai situasi dan kondisi yang genting sangat diperlukan sebuah sinergitas dan kolaborasi. 

 

"Sinergitas dan kolaborasi menjadi kunci dalam memecahkan permasalahan yang ada. Perubahan struktur dan dinamika sosial yang ada membuat kita tidak dapat menyelesaikan sebuah permasalahan secara ego sektoral, Namun kita harus bersatu saling bahu membahu memberikan yang terbaik dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan Nasional dan  membangun bangsa dan negara kita terkhususnya daerah kita Nusa Tenggara Timur. Selain itu juga bentuk sinergitas dan kolaborasi menjadi simbol cerminan bahwa negara hadir ditengah masyarakat", tegasnya.

 

Kapolda juga mengharapkan agar Tni-Polri serta Pemerintah Daerah agar tetap dan mampu meningkatkan sinergitas dan kolaborasi dalam menyelesaikan segala tantangan dan dinamika globalisasi yang dihadapi oleh bangsa dan negara. 

 

"Kita tidak dapat berdiri sendiri, TNI-Polri dan masyarakat memerlukan dukungan Pemerintah Daerah sebagai motor penggerak pembangunan Daerah, begitu pula pemerintah daerah dan masyarakat membutuhkan TNI dan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Tentunya dengan adanya sinergitas dan kolaborasi Kita dapat membawa kemajuan untuk daerah kita", harapnya.

 

Memasuki bulan natal dan tahun baru, Kapolda juga mengimbau kepada Pemkab dan masyarakat untuk selalu Menjaga Keamanan Dan Ketertiban. 

 

"Hindari perayaan-perayaan natal yang berlebihan apalagi disertai dengan minuman keras yang dapat menimbulkan efek negatif yang berujung pada gangguan kamtibmas di lingkungan masyarakat", imbuhnya.

 

"Kepada Seluruh Camat, Lurah dan Kepala Desa lebih dapat bersinergi bersama TNI dan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Menjelang maupun pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2023. Biarlah makna sukacita natal serta Tahun Baru betul –betul dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dengan tetap saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya", tambahnya.

 

"Ini adalah tradisi yang sangat baik, dengan Apel ini kita semua membangun kebersamaan, membangun solidaritas dan juga sinergitas untuk bangun daerah mendukung semua program-program pemerintah daerah untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera masyarakat yang makmur", terangnya.

 

Kapolda menjelaskan bahwa Jajaran Kepolisian bertugas untuk menciptakan rasa aman di tengah masyarakat. Tapi tentu tugas tersebut tidak bisa dilaksanakan sendiri Polri membutuhkan kerjasama seluruh Aparat Pemerintahan dan seluruh masyarakat.

 

"Jumlah anggota polri sangat sedikit sesuai standar nasional itu harusnya 800 lebih tetapi yang ada di Polres Sumba Barat sekarang sekitar 360-an yang mana masih di bawah 50% Pemenuhan Personil ini tentu membuat beban kerja tinggi dan tidak mungkin polisi dapat melaksanakan tugas dengan baik tanpa didukung oleh semua pemangku kepentingan baik itu TNI, Aparat Pemerintah termasuk adik-adik pelajar dan masyarakat luas", jelasnya.

 

Kapolda juga mengatakan bahwa data-data yang ada di Polres Sumba Barat menunjukkan ada beberapa catatan kejadian-kejadian yang merupakan tindak kejahatan di Wilayah Hukum Polres Sumba Barat yang paling tinggi terjadi adalah penganiayaan dalam jumlah selama tahun 2022 ada 83 Kasus Penganiayaan dan Pengendalian sebagian besar disebabkan karena pengaruh bias minuman keras (Miras).

 

"Memang tidak dilarang untuk dikonsumsi tetapi mengkonsumsi Miras secara berlebihan akan menimbulkan tindak pidana seperti menganiaya, mengeroyok memukul, melukai orang bahkan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Saya Berharap, kita semua menyadari dan menghindari mengkonsumsi minuman keras (miras) secara berlebihan apalagi di ruang-ruang publik yang memang dilarang dan merupakan Penyakit Masyarakat dimana pada tahun 2019, Pencurian Hewan yang sangat tinggi yang mana waktu itu saya menjabat sebagai Wakapolda NTT menggelar Operasi Khusus terkait Pencurian Hewan dan berhasil menangkap beberapa pelaku kemudian diproses sesuai hukum yang berlaku", tegasnya.

 

Dalam memasuki tahun Politik. Yang mana mulai masuk pendaftaran calon partai dan tahun depan sudah pendaftaran calon dan tidak menutup kemungkinan akan muncul isu identitas yg dapat berkembang menjadi bentrokan, untuk itu Kapolda NTT menghimbau untuk menyambut pesta demokrasi dengan tidak memaksakan kehendak untuk memilih secara Langsung, Umum Bebas dan Rahasia.

 

"Kita bahu membahu membangun daerah Kabupaten Sumba Barat dan Provinsi NTT agar bangsa dan Negara Indonesia menjadi lebih hebat dan menjadi Bangsa yang Tanguh", tandasnya.

Kegiatan diakhiri dengan pertukaran cenderamata antara Kapolda NTT dan Bupati Sumba Barat. Dilanjutkan dengan audensi dengan Para Pelajar Tingkat SMA dan pemberian hadiah berupa Handphone kepada para pelajar yang bisa menjawab rangkuman arahan Kapolda NTT pada saat apel kesadaran dalam bentuk Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.