Narasumber di Kegiatan Temu Daerah BEM Nusantara NTT, Kapolda Minta Para Mahasiswa Sadar dan Patuh Hukum

Narasumber di Kegiatan Temu Daerah BEM Nusantara NTT, Kapolda Minta Para Mahasiswa Sadar dan Patuh Hukum

ntt.tribratanews.com - Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan Temu Daerah BEM Nusantara NTT yang berlangsung di KWARDA Gedung Pramuka NTT jalan Ady Sucipto, Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Jumat (29/4/2022) sore.

Hadir juga dalam kegiatan ini Wakil Rektor 3 Universitas Karya Darma Kupang Ir. Paul Pieter Djoka, Koordinator BEM Nusantara Bali Nusra Ainun Samida, Koordinator BEM Nusantara NTT Wily Orlando, Ketua BEM UKAW Hemax Herewila, Ketua BEM Politani Negeri Kupang, Delvianus Bian dan Moderator Sekjen BEM NTT Isto Welyn serta para peserta sebanyak 70 orang yang merupakan perwakilan mahasiswa dari 32 Kampus yang tergabung dalam Bemnus NTT.

Dalam kegiatan ini mengangkat tema "Meneropong Tata Ruang Nusa Tenggara Timur Dalam Pembangunan Daerah".

Dalam materi Kapolda NTT membahas tentang peran penegak hukum dalam masalah sosial masyarakat NTT.

Pada kesempatan tersebut, Kapolda NTT menyampaikan Gelombang demokrasi liberal yang terjadi hampir diseluruh dunia termasuk di Indonesia yang berpengaruh pada masalah sosial kemasyarakatan. Dan munculnya negara otoritarian seperti permasalahan tahun 1999 yakni tumbangnya orde baru di Indonesia.

Selanjutnya, Kapolda juga menyampaikan tugas pokok fungsi daripada Polri itu sendiri pada pasal 13 Yang mana ada peran dan tugas pokok Polri dalam memelihara Kamtibmas, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Kapolda juga menjelaskan bahwa Polda NTT memiliki 1 Polresta yang mana kemarin baru di Pengkuhan kenaikan tipe dari Polres Kupang Kota menjadi Polresta Kupang Kota, dan memiliki 20 Polres dari 21 Kabupaten, 132 Polsek jajaran dan 31 Pol Subsektor dengan jumlah personel sebanyak 10.767 ( baru 42 persen) dari jumlah di DSPP yakni 25.539. Jadi perbandingan rasionya 1: 500. Tapi personel Kepolisian tetap menjaga situasi Kamtibmas dengan melakukan Preemtif (sosialisasi), Preventif (pencegahan) dan Represif (cara bertindak).

Mengenai permasalahan sosial yang dominan terjadi di Provinsi NTT, Kapolda berharap ada peran mahasiswa dalam pencegahan.

"Semuanya bisa termaksud para mahasiswa untuk berperan sebagai orang yang mengingatkan terdapat orang-orang yang memiliki kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang tidak tercela", harap Kapolda NTT.

Orang nomor satu di Polda NTT juga menjelaskan tentang Polri presisi menjadi transformasi menuju Polri yang presisi. Yang mana transformasi itu memiliki kalimat tersendiri yaitu sebuah hijrah atau perubahan yang mana sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik lagi.

"Memaknai transformasi itu adalah sebuah hijrah. Sebuah bentuk hijrah yang artinya adalah Perubahan. Bagaimana kita hijrah menjadi yang sebelumnya kurang baik, menjadi lebih baik, kalau sudah baik, berusaha gimana cara lebih baik lagi. Inti transformasi yang digaungkan oleh Polri atau lebih spesifiknya di Polda NTT ini, itu adalah sebenarnya hijrah, keinginan kami untuk hijrah, menjadi lebih baik lagi. Kami menyadari ada kekurangan, ada kelemahan bahwa kita semuanya manusia punya hak untuk berbuat salah, tapi kewajiban kita adalah memperbaiki, kewajiban kita adalah kemudian merubah yang tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah kita buat itu. Jadi hijrah ini menjadi tolak ukur dalam kegiatan proses transformasi itu sendiri", ujarnya.

Selanjutnya Kapolda juga menyampaikan tiga transformasi menuju Polri yang presisi. Yang pertama adalah memprediktif atau prediksi, yang kedua Responsibilitas dan yang ketiga transparansi berkeadilan kepada para perserta yang hadir dalam kegiatan itu.

Diakhiri materinya, Kapolda NTT juga menyampaikan Tujuh direktif yang harus di pedomani oleh para mahasiswa.

Yang pertama, Jaga Kondusifitas situasi Kamtibmas demi terwujudnya Bumi Flobamorata yang aman dan damai.

Yang kedua, patuhi prokes Covid-19 dengan 5M dan peran serta dalam percepatan Vaksinasi.

Yang ketiga, Saling menghormati dalam kebhinekaan dan junjung tinggi perbedaan dengan tetap mengedepankan kearifan lokal.

Yang keempat, keamanan dan kenyamanan membawa kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di bumi Flobamorata.

Yang kelima, jalin sinergitas seluruh komponen mahasiswa, pemerintah Daerah, TNI dan masyarakat.

Yang keenam, Sadar dan patuh hukum serta norma dan kaida yang ada di masyarakat. Serta yang ketujuh, bangun relasi yang saling menghargai antara seluruh elemen.

Harapan dan pesan Kapolda NTT untuk para peserta untuk selalu sadar dan patuh hukum, menjadi agen perubahan, fokus pada tujuan (belajar), berkontribusi positif terhadap masalah yang ada, saling menghormati dan menghargai, bersaing dalam inovasi dan kreasi.

"Ini harapan saya, Mudah-mudahan dengan kondisi ade-ade mahasiswa sebagai penyeimbang dan sebagai pendukung. Kemudian banyak faktor yang bisa dilakukan terhadap Polda dan pemerintah daerah, Maka pemerintah dan pembangunan semakin lebih baik", tutupnya.

Usai pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan Dialog dan tanya jawab terkait kinerja Polri dalam memelihara Kamtibmas terkhusus di Nusa Tenggara Timur.