Kunjungi Universitas Pertahanan di Belu, Kapolda NTT Beri Kuliah Umum Pertama

Kunjungi Universitas Pertahanan di Belu, Kapolda NTT Beri Kuliah Umum Pertama

ntt.tribratanews.com - Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum., memberikan kuliah umum kepada para Kadet Mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan) di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Kamis (18/11/2021).

Kuliah umum oleh Kapolda NTT ini merupakan kuliah umum pertama sejak berdirinya Universitas Pertahanan di Belu. Hadir pada kesempatan tersebut Dekan Fakultas Vokasi Unhan Brigjen TNI Agus Winarna, SIP., M.Si., M.Tr. (Han), para Pejabat Utama yang terdiri dari Dirintelkam Polda NTT, Dirresnarkoba Polda NTT, Ka SPN Polda NTT, Kabidkum Polda NTT, Kabidpropam Polda NTT, dan hadir juga Kapolres Belu, Kapolres TTU, Kapolres Malaka.

Kapolda menyampaikan materi tentang strategi Polda NTT dalam memelihara kamtibmas dan penegakan hukum guna mewujudkan keamanan dalam Negeri di hadapan 50 Kadet Mahasiswa angkatan pertama program Vokasi (D3) UNHAN dan 125 mahasiswa mengikuti via zoom meeting dari markas batalyon raider sus 744/SYB di Tobir, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.

Di awal acara, secara simbolis Kapolda NTT menyerahkan buku berjudul Democratik Policing karangan mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D. kepada Dekan Fakultas Vokasi Unhan. Selanjutnya Jenderal Bintang Dua tersebut juga menyampaikan rasa bangga dan mendukung sepenuhnya program studi yang dilaksanakan oleh Unhan, baik dalam hal sosialisasi penerimaan mahasiswa baru maupun dukungan terkait pelaksanaan proses perkuliahan. Selain itu kapolda juga mendorong adanya kerjasama Polda NTT dan Unhan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia di NTT.

Pada kuliah umum tersebut Kapolda NTT menjelaskan situasi umum Polda NTT yang meliputi Idelogi, Politik, Ekonomi, Keamanan, Sumber Daya Alam, Sosial Budaya, Demografi dan Geografi.

"Saat ini jumlah kekuatan personel Polda NTT sebanyak 10.533 Personel yang terdiri dari Polda NTT 2.788 Personel dan Polres Jajaran 7.745 personel. Jumlah ini baru 43,49 persen dari Daftar susunan personel yang seharusnya 24.217 personel", ujar Kapolda NTT.

Dikesempatan tersebut, Kapolda NTT juga menjelaskan tugas pokok, fungsi dan wewenang Polri sebagaimana di atur dalam UU Nomor 2 Tahun 2021 yang secara umum meliputi upaya Preemtif, Preventif dan penegakan Hukum, serta menyampaikan Visi misi Polda NTT, yakni Visi Polda NTT  terwujudnya Nusa Tenggara Timur yang aman dan tertib sedangkan misinya adalah melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Kapolda pun memberikan gambaran situasi Kamtibmas secara umum selama tahun 2020 dan 2021 yang meliputi jenis kejahatan Konvensional, Kontinjensi, Kekayaan Negara, Transnasional, gangguan dan bencana alam.

Ada sepuluh kasus menonjol yang dipaparkan Jenderal bintang dua ini yakni kasus penganiyaan, pencurian biasa, pengeroyokan, pencurian berat, pencurian disertai kekerasan, KDRT, UUPA, pembunuhan, TTPO dan UU ITE.

Mengenai situasi covid, Kapolda NTT menyampaikan persentase kesembuhan NTT lebih tinggi dari Nasional yakni 97,72 / 96, 4 persen, persentase angka kematian NTT lebih rendah dibandingkan Nasional yakni 2,09 persen /3,4 persen. Sementara kasus persentase kasus aktif NTT lebih rendah dibandingkan Nasional yakni 0,18 persen/0,20 persen, persentase TT BOR, ICU, dan Isolasi Provinsi NTT 2,43 persen serta persentase penggunaan TT tertinggi di Kabupaten Lembata 13,64 persen.

Dikatakannya, strategi percepatan penanganan covid-19, Polda NTT bersama-sama TNI menggelar berbagai terobosan untuk akselerasi vaksinasi diantaranya ada Mobile vaksinasi dengan menggunakan Mobil senyum siaga covid-19, vaksinasi terapung menjelajah wilayah pesisir yang sulit di jangkau dan menggelar vaksinasi Massal di malam hari untuk mengakomodir warga masyarakat yang tidak bisa melakukan vaksin di siang hari serta mengadakan vaksinasi massal bersama Badan Mahasiswa Nusantara.

Selain itu, Polda NTT bersama-sama stakeholder dan TNI juga terjun dalam berbagai penanganan bencana alam di wilayah hukum Polda NTT serta penanganan Karhutla.

Terkait wilayah batas Negara serta kerawanannya, Kapolda NTT mengatakan bahwa ada tiga PLBN Wilayah NTT yakni PLBN Motaain, Motamasin dan Wini.

"Ketiga PLBN ini telah kita perkuat dengan menempatkan personel Polres setempat dan Brimob untuk memperkuat TNI, Imigrasi dan Beacukai. Dimana kerawanannya meliputi pelintas batas illegal, penyeludupan Narkoba, Ranmor, BBM, Sembako dan pencurian Ternak", ungkapnya.

Upaya Polri dalam menangani permasalahan perbatasan dilakukan dengan cara preemtif yakni melaksanakan kegiatan penerangan, penyuluhan secara rutin dan berkala kepada masyarakat, baik secara mandiri maupun bersama TNI, inskait dan Pemda setempat yang ada di wilayah perbatasan untuk berpartisipasi menjaga sitkamtibmas tetap kondusif dan tdk melakukan hal-hal yang melanggar hukum. 

Kemudian preventif dengan melakukan patroli mandiri Polri Polres /Polsek jajaran dan patroli terpadu / bersama dengan TNI dan inskait di wilayah perbatasan RI – RDTL.

"Kegiatan pengawasan di wilayah perbatasan ini bertujuan untuk menjaga patok perbatasan serta mencegah kejahatan lintas negara seperti penyelundupan, pencurian dan lintas batas melalui jalan-jalan tikus yang ada di perbatasan kedua negara. Selanjutnya, Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan petugas Pamtas TNI / dan Kepolisian RDTL dalam penanganan permasalahan lintas batas", jelasnya.

Ditambahkan bahwa patroli bersama di wilayah perbatasan RI - RDTL dilaksanakan secara rutin 2 kali dalam sebulan. Pengawasan di wilayah perbatasan ini sendiri  bertujuan untuk menjaga patok perbatasan serta mencegah kejahatan lintas negara seperti praktek penyelundupan dan perdagangan orang (human trafficking) melalui jalan-jalan tikus yang ada di perbatasan kedua negara.

Yang terakhir represif yakni melaksanakan pemeriksaan / razia terpadu secara rutin terhadap masyarakat yang melakukan lintas batas terhadap WNI maupun warga RDTL baik yang melintas menggunakan Ranmor maupun yang jalan kaki serta wilayah perairan. Melakukan Operasi Kepolisian kewilayahan (Ops lintas batas) di back up TNI dan instansi terkait guna penanggulangan dan penindakan terhadap pelanggaran/kejahatan lintas batas antar negara secara rutin tiap tahun.

Diakhiri materinya, Kapolda NTT memaparkan program presisi Kapolri yaitu transformasi menuju Polri yang presisi yang meliputi Transformasi organisasi, transformasi Operasional, Transformasi Pelayanan Publik dan Transformasi Pengawasan.