Jumat Curhat, Masyarakat Kayu Putih Sampaikan Permasalahan Terkait Prostitusi hingga KDRT Kepada Kapolda NTT

Jumat Curhat, Masyarakat Kayu Putih Sampaikan Permasalahan Terkait Prostitusi hingga KDRT Kepada Kapolda NTT

ntt.tribratanews.com - Masyarakat Kelurahan Kayu Putih, Kota Kupang curhat ke Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Johni Asadoma, M.Hum terkait Keamanan, Prostitusi hingga Kekerasan Rumah Tangga (KDRT).

Hal ini disampaikan masyarakat pada kegiatan Jumat Curhat yang digelar Polda NTT di RT19 RW 05 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Jumat (7/7/2023).

Kegiatan ini dihadiri oleh Para Pejabat Utama Polda NTT, Kapolsek Oebobo, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan Kayu Putih serta warga Masyarakat setempat.

Jumat Curhat yang diadakan oleh Polda NTT ini merupakan sebuah upaya untuk mendengarkan langsung keluhan, saran, dan kritik dari masyarakat terkait permasalahan yang dihadapi di sekitar lingkungan mereka yang membutuhkan kehadiran Polri serta dalam rangka mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat. 

Pada kesempatan ini, masyarakat Kelurahan Kayu Putih menyampaikan beberapa permasalahan kamtibmas yang dihadapi, termasuk prostitusi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), tawuran Pelajar, Lalu Lintas, dan Rekrutmen Anggota Polri.

Mereka juga mengapresiasi Polda NTT atas program jumat curhat dan program Poliri RW. Ucapan Hari Bhayangkara ke-77 juga diutarakan oleh warga masyarakat kepada Polri.

Masyarakat mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap maraknya praktik prostitusi di lingkungan mereka. Mereka berharap Polri dapat melakukan tindakan yang tegas untuk memberantas praktik tersebut dan menjaga keamanan di wilayah mereka. 

Selain itu, masyarakat juga mencurahkan kekhawatiran mereka terkait KDRT yang terjadi di sekitar mereka. Mereka berharap adanya penanganan yang lebih serius terhadap kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga dan perlindungan yang lebih baik bagi korban.

Kemudian terkait keprihatinan mereka terhadap tawuran pelajar yang dapat membahayakan keamanan dan kualitas pendidikan di daerah mereka. Masalah lalu lintas pun menjadi perhatian masyarakat terutama maraknya pengendara bermotor di bahwa umur yang dapat mengganggu kelancaran transportasi dan keamanan jalan. Mereka berharap adanya peningkatan pengaturan lalu lintas dan penanganan pelanggaran yang lebih efektif.

Selanjutnya, masyarakat juga mengungkapkan ketidakpuasan mereka terkait rekrutmen anggota Polri yang dirasakan belum memenuhi harapan, terutama dalam hal kurangnya perwakilan putra daerah. Mereka berpendapat bahwa dengan adanya perwakilan putra daerah yang lebih banyak dalam anggota Polri, ikatan antara polisi dan masyarakat dapat diperkuat dan pemahaman tentang konteks lokal menjadi lebih baik.

Kapolda NTT yang mendengarkan langsung curhatan dan aspirasi masyarakat tersebut, berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna meningkatkan keamanan dan penegakan hukum di wilayah tersebut.

Ia juga menyampaikan bahwa curhatan dan masukan dari masyarakat sangat berharga dan akan menjadi acuan dalam upaya perbaikan kinerja Polri kedepan.

"Dengan adanya komunikasi yang terbuka antara masyarakat dan Polri, diharapkan masalah-masalah yang disampaikan dapat ditangani dengan lebih efektif", ujar Irjen Pol Drs. Johni Asadoma, M.Hum.

"Tentunya curhatan dan masukan dari masyarakat menjadi sumber informasi berharga bagi kami untuk melakukan evaluasi dan perbaikan dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian", pungkas Kapolda NTT.