Jadi Narasumber di Orientasi Kepengurusan MUI Provinsi NTT, Kapolda NTT Minta Dukungan, Kerja Sama, Kolaborasi dan Koordinasi Yang Baik
ntt.tribratanews.com - Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan Orientasi Kepengurusan mejelis ulama Indonesia Provinsi NTT dan Kabupaten Kota Se-NTT yang berlangsung di Aula Asrama Haji Jalan Amabi, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Senin (17/1/2022).
Hadir juga sebagai pamateri Dandrem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Iman Budiman, S.E., dan didampingi oleh Ketua MUI H. Muhammad S. Wongso, Ketua Dewan Pertimbangan H. Abdul Kadir Makarim dan Moderator Yahidin Umar, M.Si., serta para peserta sebanyak 200 orang dari MUI Provinsi dan MUI Kabupaten Kota Se-NTT yang masing-masing menghadirikan tiga orang perwakilan.
Dalam kegiatan ini mengangkat tema "MUI Bermarwah, Mewujudkan Kemaslahatan Umat dan Daerah Flobamorata".
Dalam kegiatan itu, Kapolda NTT dalam materinya membahas peran Polda NTT dalam menjaga Kamtibmas dan penegakan Hukum yang Presisi di wilayah NTT.
Kapolda menyampaikan tugas pokok fungsi daripada Polri itu sendiri, Secu Polda NTT itu sendiri adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Yang mana ada peran dan tugas pokok Polri dalam memelihara Kamtibmas, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam terpeliharanya Kamdagri, kemudian ada bantuan, hubungan dan kerjasama.
"Kalau bantuan itu tadi berkaitan dengan kami boleh meminta kepada TNI manakala ada hal-hal yang perlu membutuhkan bantuan. Misalkan kami kurang personel ada bencana alam, ada permasalahan-permasalahan yang kontijensi tinggi, maka disitu kami memerlukan bantuan. Kemudian kepada siapa saja hubungan dan kerja sama ini bisa dilakukan. Tentu yang pertama adalah instansi vertikal pemerintah daerah, kemudian instansi lainnya, ada lembaga juga, termasuk aparat penegak hukum, aparat penegak hukum sudah jelas di sini ada kejaksaan tinggi, kemudian pengadilan tinggi, di bawahnya di kabupaten, kota ada kejaksaan negeri, ada pengadilan negeri. Itu merupakan hubungan kami, partner kami dalam melakukan proses penegakan hukum. Nah, kemudian lembaga-lembaga lain. Lembaga lain tentu termasuk salah satunya adalah MUI, Kemudian masyarakat secara keseluruhan, makanya kami ada Direktorat Binmas, itu yang selalu berinteraksi dengan masyarakat, berhubungan dengan masyarakat terkait dengan tugas-tugas pembinaan masyarakat, di situlah muncul tugas-tugas yang berkaitan atau berhubungan, bersinggungan dengan masyarakat, antara Polri dengan masyarakat, tentu harapan kami titik singgung ini jangan kemudian menjadi titik singgung yang negatif. Tetapi titik singgungnya adalah yang hal-hal yang positif", ungkap Kapolda NTT saat memberikan Materi.
Selanjutnya, Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., juga menjelaskan tentang Polri presisi menjadi transformasi menuju Polri yang presisi.
"Kita bicara tentang masalah presisi sesuai dengan temanya. Ini ada ide gagasan, pemikiran, yang kemudian dikaitkan dengan tantangan tugas Polri. Jadi ide pimpinan Polri dalam hal ini bapak Kapolri saat itu, dan saya yakin MUI pun juga seperti itu. Ada ide, gagasan, pemikiran yang dimiliki oleh Ketua untuk masa bakti yang baru ini. Pasti akan sedikit berbeda dengan pejabat sebelumnya, itu adalah hal yang jamat. Karena situasional yang terjadi dengan tantangan tugas, dengan situasi yang berkembang dengan cepat, itulah yang kemudian kita lakukan terobosan-terobosan Kemudian ada juga harapan masyarakat yang sejauh mana tingkat pelayanan Polri terhadap masyarakat, sehingga kemudian munculah program namanya Polri presisi. Kemudian Polri yang presisi ini lebih spesifikasi di breakdown menjadi transformasi menuju Polri yang presisi. Tagline-nya seperti itu. tagline utama adalah transformasi Polri menuju Polri yang presisi", jelasnya.
Selanjutnya, mengenai masalah transformasi, Kapolda menyampaikan bahwa Transformasi itu memiliki kalimat tersendiri yaitu sebuah hijrah atau perubahan yang mana sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik lagi.
"Memaknai transformasi itu adalah sebuah hijrah. Sebuah bentuk hijrah yang artinya adalah Perubahan. Bagaimana kita hijrah menjadi yang sebelumnya kurang baik, menjadi lebih baik, kalau sudah baik, berusaha gimana cara lebih baik lagi. Inti transformasi yang digaungkan oleh Polri atau lebih spesifiknya di Polda NTT ini, itu adalah sebenarnya hijrah, keinginan kami untuk hijrah, menjadi lebih baik lagi. Kami menyadari ada kekurangan, ada kelemahan bahwa kita semuanya manusia punya hak untuk berbuat salah, tapi kewajiban kita adalah memperbaiki, kewajiban kita adalah kemudian merubah yang tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah kita buat itu. Jadi hijrah ini menjadi tolak ukur dalam kegiatan proses transformasi itu sendiri", ujarnya.
Selanjutnya Kapolda juga menjelaskan tiga kegiatan penting. Yang pertama adalah memprediktif atau prediksi, yang kedua Responsibilitas dan yang ketiga transformasi berkeadilan kepada para perserta yang hadir dalam kegiatan itu.
"Tentu bapak ibu juga semuanya bisa melakukan kegiatan prediksi. Berapa sih orang yang akan melakukan kegiatan ibadah umrah tahun ini, berapa yang akan naik haji, Kuotanya berapa, Itulah bentuk-bentuk prediksi yang bapak ibu lakukan semuanya. Belum lagi prediksi soal masalah-masalah yang lebih spesifik. Ada enggak permasalahan semua di sini. Ada enggak permasalahan permasalahan yang akan mengganggu kestabilan antar umat beragama. Kemudian respon siap, responsibilitas bisa kita artikan sebagai bentuk respons, bisa kita artikan sebagai bentuk tanggung jawab kita. Bagaimana kita bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas itu sendiri. Bagaimana kita merespon cepat, segala informasi yang berkembang, karena apa informasi sekecil apa pun bentuknya itu penting. Saya tentu berharap bapak ibu sekalian terutama yang berada di kabupaten, kota, informasi-informasi yang kecil bisa disampaikan secara bertahap. Di Polres ada Kapolres, ada Kasat Intelkam. Kemudian ada Kapolsek, silakan lakukan koordinasi, kolaborasi, dan kerja sama yang baik dengan mereka. Sehingga hubungan itu harmonis, terlihat baik. Kalau berhubung-hubungan dengan masalah tentu tugas pokoknya MUI. Tapi kalau kemudian tugas itu bisa dikoordinasikan dikolaborasikan yang pengurus dari Provinsi dengan saya, kita komunikasi ada informasi apa, apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga situasi Kamtibmas itu supaya tetap kondusif, Tetap aman. Demikian juga yang di kota dan Kabupaten gitu. Jadi tidak berjalan sendiri-sendiri, saya juga akan menyampaikan pesan ini kepada para Kapolres supaya ini bisa dilakukan dengan baik", harapnya.
Selanjutnya, Kapolda NTT juga menyampaikan tentang kondisi aktual yang mana ada hasil survei indikator kepercayaan publik, pedemi covid-19, trend gangguan Kamtibmas, generasi X dan Y, era Digital TI dan Geo Politik dan Geo Stategi. Kemudian tentang strategis Polda NTT yang mana Kapolda NTT akan melakukan penguatan organisasi, penguatan SDM dan penguatan Pelayanan.
Kapolda juga mengatakan bahwa strategi itu penting tapi yang paling penting adalah eksekusi, "Jadi eksekusinya adalah segalanya", tegasnya.
Diakhir materinya, Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., menyampaikan 11 Direktif Kapolda NTT. Yang mana ia meminta dukungan baik itu dari Internal maupun eksternal sehingga menjadi tertib, aman, sehat, harmonis dan berkah.
"Terakhir ada sebelas direktif yang saya sudah sampaikan kepada seluruh anggota dan jajaran Polres untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Harapannya direktif ini mendapat dukungan dari internal pastinya dari anggota saya, dari staf saya dan jajaran. Kemudian dari eksternal. Tujuannya enggak jauh-jauh, mungkin sifatnya jamahlah berulang gitu. Tertib, aman, sehat, harmonis, berkah. Apa yang kita kerjakan semuanya, tujuannya sama. Cuma caranya berbeda. Nah, dengan tujuan dan cara yang sama yang berbeda tadi, diharapkan keamanan, ketertiban, perlindungan, pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat di Provinsi NTT dengan dukungan, kerja sama, kolaborasi koordinasi yang baik dengan MUI Provinsi NTT beserta seluruh jajaran di kabupaten dan kota bisa dilaksanakan dengan sebaiknya", tandasnya.
Usai pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan Dialog dan tanya jawab terkait kinerja TNI dan Polri dalam memelihara Kamtibmas terkhusus di Nusa Tenggara Timur.